Otomotifnet.com - Seluruh armada Transjakarta ditargetkan Direktur Utama PT Transportasi Jakarta akan berganti jadi bus listrik pada tahun 2030.
Bahkan, pada Agustus 2019 lalu, Transjakarta sudah menguji coba bus listrik dengan rute di sejumlah lokasi wisata seperti Monas, Ancol, dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Hal ini menjadi satu bagian dari kampanye 'Jakarta Langit Biru' yang terus digalakkan Pemprov DKI Jakarta dalam beberapa waktu belakangan.
"Kalau dari Pemprov DKI Jakarta, mereka sudah ada komitmen untuk mengubah 50 persen angkutan umum menjadi kendaraan listrik di tahun 2025," ucap Yoga.
(Baca Juga: Pajero Sport Diterjang Bus TransJakarta, Pengemudi Jadi Tersangka Tanpa Ditahan)
"Mungkin lebih banyak di Transjakarta yang armadanya pakai listrik. Itu komitmen yang sudah disampaikan Pemprov di dalam forum," lanjunya.
Mendapat mandat tersebut, Yoga mengaku memiliki target sendiri, yakni mengganti seluruh armada Transjakarta dengan bus listrik di tahun 2030.
"Jadi memang roadmapnya sudah kami susun, dan kami juga ingin hal itu (armada Transjakarta bermotor listrik) benar ada lah. Secara plan, kami ingin di 2030 semua armada kami pakai listrik," ungkapnya.
Untuk mencapai target tersebut, Direktur PT Transportasi Jakarta, Yoga Adiwinarto, mengatakan sudah menyusun beberapa strategi.
(Baca Juga: Transportasi Umum Bisa Kena Imbas Virus Corona, Penumpang Beralih ke Kendaraan Pribadi?)
"Pertama, untuk dua tahun ke depan kami stepnya lebih fokus ke RnD-nya, jadi akan trial, pilot project, dan lain sebagainya," ungkap Yoga saat ditemui di JCC, Senayan, Jakarta beberapa waktu lalu.
Menurut Yoga, hal itu salah satu langkah untuk mendapat racikan tepat sebelum benar-benar beralih ke pemakaian bus listrik.
"Itu untuk menemukan formula yang tepat, seperti berapa konsumsi energi per kilometer dan lain sebagainya," kata Yoga.
Ia pun mengatakan, pihaknya sangat terbuka jika ada manufaktur yang ingin bekerja sama melakukan riset and development (RnD) ini.
(Baca Juga: Scania K250IB 4x2 Diperkenalkan, Transjakarta Nempel, Aman Minum B30)
"Kami menyambut baik siapa pun manufaktur. Baik itu dari Eropa, Tiongkok, Jepang, Australia, untuk sama-sama kita membangun dan membuat suatu trial serta pilot project," sebutnya.
"Kami memang punya ambisi besar untuk armada listrik ini, tapi kami tidak mau gegabah. Misal semua dijadikan armada listrik, tapi ternyata ujung-ujungnya operationnya kurang pas, cost-nya segala macam harus kita perhitungkan," tutupnya.