Otomotifnet.com - Yang dinantikan akhirnya datang, unit tes Yamaha XSR 155, sehingga motor yang dijual Rp 36,256 OTR Jakarta ini bisa dikupas secara mendalam.
Bisa dirasakan karakter sasis, suspensi hingga mesinnya, juga mengupas ulang fiturnya.
Tentu sekalian mengetes performa mesin pakai Racelogic dan mengukur konsumsi bensinnya.
Enak atau tidak motor berkonsep retro modern yang secara tampilan memang menarik ini?
(Baca Juga: Kupas All New Yamaha NMAX 155, Handling, Akselerasi, sampai Top Speed)
Yuk simak hasil pengetesan yang total pemakaiannya hingga 500 km.
FITUR & TEKNOLOGI
Kembali sedikit membahas fitur-fitur XSR 155, Yamaha memberikan kesan modern di berbagai sisi.
Seperti dari penggunaan lampu utama bulat klasik, namun berisikan LED lengkap dengan DRL, ada pula logo XSR di dalam reflektornya.
Sorot lampu utama lumayan terang dan fokus, jika dibanding lampu LED milik skutik kebanyakan, jauh lebih baik.
Kemudian ada spidometer yang juga bulat tapi sudah fully digital dengan negative display yang kekinian.
Isinya cukup lengkap karena ada odometer, trip meter, average fuel consumption, average speed, fuel meter, fuel trip, indikator VVA.
Bahkan ada setelan backlight untuk memilih terangnya spidometer tersebut dalam 3 tingkat kecerahan.
Untuk mengganti-ganti informasinya pakai tombol di sisi kiri spidometer.
Yang absen hanya shift light, pengingat atau tanda ke pengendara untuk menaikkan gigi, mungkin karena tidak bertema sporty ya?
Di area kaki-kaki XSR 155 disematkan dengan ban IRC Trail Winner dengan pattern agak kasar, berukuran 110/70-17 depan dan 140/70-17 belakang yang menempel di suspensi upside down dan swing arm aluminium.
Ban ini buat harian gripnya bagus, tak terlalu licin dan juga tak terasa kasar pas kecepatan tinggi.
Buat hujan-hujanan malah enak, tak ada gejala aquaplaning karena celah antaralur bannya lebar.
RIDING POSITION & HANDLING
Setang pipa XSR 155 punya posisi agak rendah namun lebar. Akhirnya membuat pundak pengendara perlu sedikit merunduk.
Efeknya untuk berkendara sehari-hari terlebih ketika menggendong tas rasanya cukup membuat pegal pundak.
Setang yang lebar juga membuat pengendara was-was ketika macet, karena rawan membentur kendaraan lain saat mesti selap-selip di antara mobil.
Bentuk setangnya mirip MT-15, kalau melihat kode part-nya juga mirip.
B8D-F6111-00 untuk MT-15 dan BBS-F6111-00 untuk XSR 155, harganya sama Rp 119 ribu.
Rasanya daripada setang dibuat lebar, akan lebih enak jika dibuat tinggi biar posisi lebih nyaman deh… Peluang untuk toko aksesori nih!
Kalau tinggi joknya tidak masalah, tinggi 810 mm untuk postur 170 cm rasanya masih bersahabat, karena kedua kaki dapat menapak dengan mudah.
Yang cukup disayangkan justru joknya, ramping punya busa tebal tapi keras, efeknya membuat bokong jadi panas kalau berkendara lama.
Terlebih kulit joknya juga ternyata kurang lentur.
Sementara cover tangki bensin dengan model drip shaped tak ada masalah, meskipun terlihat membulat besar tapi ketika mengendarai XSR 155 bagian paha pengendara tidak perlu membuka terlalu lebar.
Oiya, karena XSR 155 mengambil basis dari MT-15, V-Ixion R, dan R15 maka wajar jika feeling mengendarai XSR 155 terasa sporty.
Seperti letak footstep pengendara yang agak tinggi juga hampir sejajar dengan posisi duduk pengendara, membuat kaki terasa mundur dan menekuk.
Feeling sporty juga sangat terasa terhadap handling, di mana rangka deltabox memberikan sensasi berkendara yang lebih stabil dipadu dengan suspensi upside down di depan dan monosok di belakang.
Buat melaju kencang dan melahap tikungan motor ini terasa stabil, tapi kalau dibawa berkendara jarak jauh dengan kontur jalan tidak rata dalam waktu yang agak lama rasanya kurang nyaman.
Untuk pengendara 58 kg kedua suspensinya kurang dapat meredam guncangan dengan baik karena terasa keras, kontur jalan rusak sangat terasa di badan pengendara.
Memang ini salah satu kekurangan ketika suspensi punya karakter sporty dan stabil untuk dibawa kencang, sisi kenyamanan jadi dikorbankan.
Andai suspensinya empuk dan lembut atau dibekali setelan preload untuk melembutkan suspensinya, pasti akan lebih nyaman nih.
Dari sektor pengereman, XSR 155 dibekali cakram di kedua roda. Di bagian depan menggunakan kaliper 2 piston dan belakang pakai 1 piston.
Keduanya terbilang pakem dengan feeling pengereman yang empuk.
Sayangnya handel rem terasa jauh, hanya ujung jari telunjuk dan tengah yang bisa menggapai. Jadi terasa kurang nyaman dan berpotensi jari selip ketika panic brake.
Hal ini persis juga dengan yang dirasakan di MT-15.
PERFORMA
Mesinnya berspesifikasi 1 silinder 155 cc SOHC, 4 katup dengan VVA, berpendingin cairan.
Transmisinya 6 percepatan dengan assist and slipper clutch.
Klaim tenaga maksimalnya 19 dk di 10.000 rpm dan torsi 14,7 Nm di 8.500 rpm, sama seperti MT-15, V-Ixion R, dan R15.
Ketika mulai berjalan tenaga di putaran bawahnya memang kalem, mengalir lembut saja.
Tapi begitu gas dibuka lebih dalam barulah di kisaran 4.500 rpm dorongan tenaganya lebih terasa.
Apalagi ketika VVA aktif di kisaran 7.000 rpm mesin langsung ‘teriak’ hingga limiter di sekitar 11.000 rpm.
Perpindahan giginya halus dengan handel kopling yang terasa ringan karena hanya dibekali 3 per, dikombinasi dengan assist and slipper clutch untuk meminimalisir roda skid atau mengunci sesaat ketika deselerasi.
Karakter perpindahan giginya terasa rapat terutama di gigi 3 dan 4.
Kemudian baru terasa sedikit berat ketika masuk gigi 5 dan 6 untuk speeding agar ‘nafas’ motor ini lebih panjang.
Jadi baik untuk berkendara stop and go di perkotaan atau butuh nafas panjang saat turing rasanya bukan masalah berarti untuk mesin XSR 155.
Akselerasinya lumayan cepat kendati di bawah MT-15, di Racelogic tertera angka 3,9 detik untuk mencapai kecepatan 0-60 km/jam, lalu 10,8 detik untuk 0-100 km/jam.
Sedangkan jarak 0-201 meter dicapai dalam waktu 10,9 detik.
Uniknya top speed dapat mencapai 131 km/jam tapi itu masih gigi 5 di kisaran 10.500 rpm, ketika dinaikkan ke gigi 6 justru kecepatannya turun.
Sepertinya gigi 6 overdrive dan trek kurang panjang, atau karena desain bodi kurang aerodinamis sehingga banyak angin tertahan pada XSR 155.
Catatan lainnya adalah suara mesin yang terdengar agak kasar. Begitu juga adanya vibrasi yang terasa di footstep dan setang seiring dengan semakin tingginya raungan mesin.
KONSUMSI BENSIN
Meski menggunakan mesin yang sama seperti MT-15, V-Ixion R, dan R15 ternyata konsumsi bensin XSR 155 sedikit lebih boros dibanding saudara-saudaranya.
Dipakai sehari-hari dalam kota dengan kondisi jalan beragam tercatat pada spidometernya konsumsi bensin rata-ratanya 36,3 km/liter.
Sebagai perbandingan, MT-15 rata-ratanya 42,3 km/liter.
Ketika dipakai sedikit keluar kota dengan jalan yang lengang konsumsi rata-ratanya menjadi 37,4 km/liter.
Ini menggunakan bensin RON 92 dengan kombinasi karakter berkendara seperti jalan santai hingga gas pol saat jalan kosong.
Data tes:
0-60 km/jam: 3,9 detik
0-80 km/jam: 6,5 detik
0-100 km/jam: 10,8 detik
0-100 meter: 7 detik (@82,4 km/jam)
0-201 meter: 10,9 detik (@100,5 km/jam)
0-402 meter: 17,7 detik (@111,5 km/jam)
Top speed: 131 km/jam (spidometer), 125,5 km/jam (Racelogic)
Konsumsi bensin: 36,3 km/liter
Data spesifikasi:
Tipe mesin Liquid cooled, 4-Stroke, SOHC, 4 Valves, VVA
Diameter x Langkah 58,0 x 58,7 mm
Perbandingan kompresi 11,6:1
Daya maksimum 19 dk @10.000 rpm
Torsi maksimum 14.7 Nm @8.500 rpm
Sistem starter elektrik starter
Sistem pelumasan Basah
Kapasitas oli mesin Total = 1,50 L ; Berkala = 0,85 L ; Ganti Filter oli = 0,95 L
Sistem bahan bakar Fuel Injection
Volume Silinder 155 cc
Tipe Kopling Wet Type Multi-Plate Clutch; Assist & Slipper Clutch
Tipe Transmisi Manual
Pola Pengoperasian Transmisi 1-N-2-3-4-5-6
P x L x T 2.007 x 804 x 1.080 mm
Jarak sumbu roda 1.330 mm
Jarak terendah ke tanah 170 mm
Tinggi tempat duduk 810 mm
Berat Isi 134 kg
Kapasitas tangki besin 10,4 Liter
Tipe rangka Deltabox
Suspensi depan Telescopic Form (Inverted)
Suspensi belakang Link Monoshock
Ban depan 110/70-17M/C (54S)
Ban belakang 140/70-17M/C (66S)
Rem depan Disc Brake
Rem belakang Disc Brake
Sistem pengapian CDI/Transistor
Battery YTZ4V
Tipe Busi MR8E9