Otomotifnet.com – Dalam kondisi pandemi virus corona atau Covid-19 yang masih merebak di Tanah Air hingga saat ini, merawat kendaraan sendiri di rumah adalah hal yang bijak, jangan keluar-keluar rumah dulu sob.
Salah satunya antara lain mengganti busi, bila sudah waktunya ganti, baik itu motor maupun mobil.
Toh, pekerjaan ini masih bisa lah kita lakukan sendiri di rumah, karena langkah-langkahnya tidak terlalu sulit.
Namun yang perlu diperhatikan adalah cara memasang busi itu sendiri, terutama soal torsi pengencangannya.
Baca Juga: Di Rumah Aja Bisa Cek Busi Sendiri, Enggak Perlu Ribet, Ini Caranya
“Proses pemasangan busi yang benar, wajib dipenuhi agar busi dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan optimal,” bilang Diko Octaviano, Technical Support PT NGK Busi Indonesia.
Masih kata Diko, yang pertama harus di perhatikan adalah tingkat kekencangan, “Karena pemasangan busi dengan nilai torsi yang tidak tepat, terlalu kencang atau terlalu kendor, dapat berakibat sangat fatal pada busi.”
Resiko yang bakal Anda alami bila pemasangan busi terlalu kencang, dapat mengakibatkan ulir busi rusak, yang tentunya akan mengakibatkan busi nantinya akan sulit untuk dilepas kembali.
Bagian center electrode hingga terminal nut pun tidak luput dari resiko kerusakan, sehingga akan mempengaruhi fungsi busi hingga performa mesin kendaraan.
Nah, Diko menjelaskan bahwa rekomendasi tingkat torsi kekencangan pemasangan busi ditentukan oleh 3 hal.
Pertama, cermati dulu tipe busi yang menggunakan modelnya pakai gasket atau tanpa gasket.
Kedua, perhatikan ukuran diameter ulir busi.
Lalu yang terakhir, ketahui terlebih tipe kepala silinder mesin kendaraan Anda itu menggunakan jenis cast iron atau aluminium.
Karena antara dua jenis kepala silinder tadi, torsi pengecangan businya beda-beda loh.
Biar Anda tak salah lagi dalam pemasangan busi di kendaraan Anda, berikut ini kami lampirkan tabel rekomendasi standar torsi kekencangan dalam pemasangan busi berdasarkan 3 hal penentu tadi.
Berikutnya yang perlu diperhatikan adalah penggunaan kunci busi dengan ukuran yang sesuai dengan spesifikasi mesin dan hexagonal busi.
"Penggunaan ukuran kunci busi yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin, akan mengakibatkan kunci busi tersangkut, sehingga dapat menggagalkan proses pemasangan atau pelepasan busi," terang pria murah senyum ini.
Akan lebih baik pula bila pengencangan busi menggunakan kunci torsi, sehingga bisa terbaca torsi yang sesuai.
Tapi bila tidak punya kunci torsi, Diko bilang bisa pakai metode sederhana, yakni berpatokan pada sudut derajat pengencangan (lihat tabel).
Yang terakhir adalah, pastikan mesin kendaraan sudah berada pada kondisi mati dalam jenjang waktu beberapa saat sebelum melepas dan memasang busi.
Itu agar sifat logam pada busi maupun kepala silinder sudah stabil sehingga tidak memicu adanya kerusakan pada kedua komponen tersebut.