Mesin Kompresi Rendah Bisa Minum Bensin Oktan Tinggi, Ini Syaratnya

Antonius Yuliyanto - Rabu, 6 Mei 2020 | 10:00 WIB

Ilustrasi isi bensin (Antonius Yuliyanto - )

 

Otomotifnet.com - Memilih bensin yang tepat untuk motor kita adalah keharusan, agar secara performa dan daya tahan mesin tetap terjaga.

Sangat tidak dianjurkan jika mesin berasio kompresi tinggi menggunakan bensin beroktan rendah, karena akan detonasi atau ngelitik, performa turun bahkan hingga mengalami kerusakan piston dan ruang bakar.

Lalu bagaimana jika sebaliknya, mesin berasio kompresi rendah pakai bensin beroktan tinggi?

“Emisi gas buang akan tinggi, bahan bakar akan lebih boros dan tidak terbakar sempurna, dan tenaga mesin berkurang,” terang Tri Yuswidjajanto, Ahli Motor Bakar dan Sistem Propulsi, ITB (Institut Teknologi Bandung).

Baca Juga: Yamaha NMAX Dijejali Piston Jupiter MX 63 mm dan ECU BRT, Power 16 Dk

Efeknya bahkan bisa sampai ke pelumasan mesin, “Kualitas pelumasan oli mesin bisa berkurang juga karena bensin yang tidak terbakar dapat masuk ke mesin melalui celah ring piston."

"Mungkin hanya satu atau dia titik saja, tapi kan putaran mesinnya tinggi bisa 6.000 rpm atau 100 titik perdetik akhirnya jadi banyak,” wanti Yus, sapaan akrab dosen ramah ini.

Istilahnya adalah fuel dilution, yang mana efeknya membuat kualitas oli menjadi turun karena jadi lebih encer, bau bensin dan warna tercemar bensin, sehingga fungsi pelumasan komponen mesin juga jadi berkurang, dalam jangka panjang bisa membuat komponen lekas aus.

“Kompresi rendah pakai RON tinggi juga akan membuat suhu mesin cenderung lebih panas. Jadi bisa dibilang percuma, sesuaikan kebutuhan saja,” sambung Freddy A Gautama, owner Ultra Speed Racing (USR).