“Harus ubah tonjolan pick up di magnet, juga ngurut kabel. Koilnya pakai Yamaha YZ. Selain pakai BRT kalau mau hemat bisa juga pakai CDI Shogun dan koil Karisma,” lanjut Kinal sapaannya.
KARBURATOR
Masuknya udara dan bensin ke ruang bakar diperbanyak dengan penggunakan karbu PWK 24, lengkap dengan velocity untuk memfokuskan aliran udara yang masuk.
CVT
Untuk meneruskan tenaga mesin ke roda, CVT juga dimodifikasi.
“Per torsinya pakai PCX Thailand. Lebih panjang jadi ngebukanya lebih kuat. Pernya juga lebih keras, kurang lebih 1.300 rpm,” urai Kinal yang juga spesialis Kymco ini.
Baca Juga: Piaggio Indonesia Buka Dealer Baru di Rawamangun, Jakarta Timur, Ini Fasilitasnya
Per sentrifugal atau per kampas koplingnya menggunakan milik Honda Vario 110,
“Lebih keras dibanding Zip. Supaya bisa terpasang kaitan di sepatu koplingnya harus sedikit dibabat,” tunjuknya.
Variator atau pulley tidak diotak-atik, “Aslinya sudah bagus, pergerakan v-belt sudah bisa maksimal sampai atas, makanya menurut saya gak perlu diubah. Roller-nya pakai 10 gram karena Reza lebih suka 0-80 km/jam yang cepat.”
HASIL
Untuk melihat kenaikan performanya, diukur pakai mesin dyno Dynojet 250i kepunyaan Sportisi Motorsport yang berada di Jl. Tenggiri No.4 A Rawamangun, Jaktim.
Dalam keadaan standar Piaggio Zip hanya mampu menyemburkan tenaga 4,19 dk di 6.700 rpm dengan torsi 4,45 Nm di 6.700 rpm.
Baca Juga: Yamaha MX King Bore Up 177 Cc Klep Besar, AFR 12,5:1, Tenaga Naik 70%