Otomotifnet.com - PT. Benelli Motor Indonesia (BMI) pada bulan Juni ini mulai menjual Patagonian Eagle EFI atau versi injeksi.
Menurut Joel Kusuma, selaku Business Development Manager Region Jakarta BMI, Patagonian Eagle EFI dijual Rp 44,9 juta untuk OTR Jakarta, “Untuk Bodetabek Rp 45,7 juta,” terangnya Joel.
Dari sisi tampilan, antara yang injeksi dan karbu paling jelas terlihat beda dari bagian pelek dan knalpot.
Patagonian Eagle EFI pakai pelek jari-jari dan knalpot warna hitam, sedang versi karburator peleknya model palang dan knalpot berlapis krom.
Rem belakang juga beda, Patagonian Eagle yang injeksi jadi cakram. Kalau yang karbu masih teromol.
Kini di versi injeksi ada pula lampu hazard sebagai kelengkapan standar, sakelarnya di setang kanan.
Baca Juga: Benelli Patagonian Eagle Potong Rangka, Bodi Baru, Tangki Berfitur Unik
Tak cuma itu, kalau diamati lebih detail, khususnya bagian mesin tentu banyak perbedaan, karena sistem pasokan bensinnya pun beda.
Di Patagonian Eagle EFI kini tak ada lagi karburator, gantinya sebuah throttle body yang terpasang di intake manifold bercabang.
Di tiap cabang atau di masing-masing silinder ada injektor yang langsung mengarah ke mesin.
Lalu pada masing-masing leher knalpot kini ditemukan O2 sensor, artinya pakai sistem injeksi close loop atau hasil pembakaran pun dibaca ECU.
Bagian lain yang beda tentu tangkinya, tak lagi ditemukan keran bensin. Gantinya kini di sisi kiri bawah tangki terlihat ada fuel pump.
Pembeda lainnya ada satu lagi, di spidometer ada lampu MIL (Malfunction Indikator Light), letaknya di sisi bawah dengan lambang mesin, berderet dengan lampu bensin (penanda harus isi ulang) dan lampu sein.
Kalau dari sisi performa, menurut Joel sama dengan versi karburator. Tenaga maksimal 17,4 dk di 8.000 rpm dan torsi 16,5 Nm di 6.000 rpm.
Dihasilkan dari mesin 4 langkah 2 silinder segaris SOHC berpendingin udara dan oil cooler, dengan transmisi 5 percepatan.