Otomotifnet.com - Daya tarik Royal Alloy GP200S selain dari desain yang klasik, tentu dari spesifikasi mesin yang digendong.
Secara spesifikasi di atas skutik kebanyakan, satu silinder 4 langkah, DOHC 4 katup berpendingin cairan.
Kapasitas mesinnya 181 cc dari bore x stroke 63 x 58 mm, klaim tenaga maksimal 19,4 dk di 9.500 rpm sedang torsi maksimal 16,0 Nm di 7.000 rpm.
Sementara itu, tenaga di roda ternyata 13,7 dk di 8.020 rpm dengan torsi 12,44 Nm di 7.700 rpm.
Baca Juga: Royal Alloy Tawarkan Banyak Pilihan Warna, Harga Rp 95 Juta?
Itu hasil saat di-dyno di Sportisi Motorsport yang pakai mesin Dynojet 250i.
Angka segitu terbilang besar. Sebagai perbandingan, Yamaha NMAX di dyno yang sama hanya sekitar 12 dk.
Yang juga menarik dari hasil dyno, adalah grafik dan putaran maksimalnya.
Tenaganya ternyata dari bawah naik secara linear, hanya sedikit tersendat di kisaran 6.800 rpm, kemudian naik terus hingga peak power di 8.020 rpm, setelah itu ada penurunan namun hanya sedikit sampai limiter di 9.500 rpm kurang sedikit.
Grafik demikian tentu khas mesin overbore yang kuat di putaran tengah ke atas.
Secara feeling di jalan pun tarikan dari bawah saat setelah start memang tak terlalu istimewa, tetap berisi tapi kalem.
Sehingga buat stop and go juga merayap tak kedodoran, tapi juga mudah dikendalikan.
Kemudian ketika takometer mulai mendekati angka 6.000 rpm respons mesin jadi cepat, apalagi setelah lewat 7.000 rpm, naiknya putaran mesin melejit diiringi dorongan tenaga dan torsinya yang kuat sampai kena limiter. Enak banget!
Baca Juga: Ekspor Suzuki Melejit 22% Di Tengah Pandemi Covid-19, Target 50 Negara
Kalau diperhatikan dari kecepatan, larinya akan enteng saat di atas 60 km/jam, hingga ngacir dan spidometer mentok di angka 138 km/jam!
Namun top speed di Racelogic ternyata tercatat hanya 118,8 km/jam, jadi ada deviasi 13,9%.
Top speed tersebut lebih tinggi dari All New Yamaha NMAX, yang di spidometer 125 km/jam dan di Racelogic 117 km/jam.
Kuatnya performa mesin juga tergambar dari hasil tes akselerasi pakai Racelogic.
Mencapai 0-100 km/jam hanya butuh waktu 16,7 detik.
Sedang jarak 0-201 meter 12,5 detik. Padahal bobot basahnya mencapai 148 kg!
Untuk data lengkap bisa disimak di tabel.
Catatan tambahan, dengan rasio kompresi mencapai 11,6:1, suhu kerja mesinnya memang cenderung selalu tinggi.
Indikator suhu di spidometer lebih sering tertera 4 bar dari maksimal 5 bar.
Dan jika dipakai jalan merayap atau berhenti di lampu merah, kipas radiator cukup sering aktif untuk menurunkan suhu cairan pendingin.
Oiya mesin Royal Alloy GP200S ini tergolong minim getaran, cuma sedikit terasa di setang saat stasioner, setelah itu halus banget.
Dari area CVT juga tak ada gredek. Suara knalpotnya cukup senyap, hanya terdengar agak menggema seperti knalpot KTM Duke 200.
Data tes Royal Alloy GP200S:
0-60 km/jam: 5,6 detik
0-80 km/jam: 10,4 detik
0-100 km/jam: 16,7 detik
0-100 m: 8 detik (@72,5 km/jam)
0-201 m: 12,5 detik (@88,5 km/jam)
0-402 m: 19,9 detik (@106 km/jam)
Top speed di spidometer: 138 km/jam
Top speed di Racelogic: 118,8 km/jam
Konsumsi bensin: 35 km/liter