Ban Trail Punya Konstruksi Berbeda, Angin Kempis, Pattern 'Kasar'

Fariz Ibrahim - Sabtu, 25 Juli 2020 | 22:50 WIB

ban motor trail khusus, seperti Honda CRF150L (Fariz Ibrahim - )

baik dari segi konstruksi ban hingga compound, berbeda.

“Konstruksi kudu kuat, apalagi yang buat jumping. Compound dibuat gak licin, lalu compound dan pattern-nya dibuat gak gampang gompal. Jadi ketiganya sangat berperan,” urai Dodiyanto yang hits dengan kacamata hitamnya.

Baca Juga: Bengkel A15 Engineering Beri Promo, Tes Dyno 1 Jam Gratis 1 Jam!

Istimewa
Konstruksi ban trail berbeda dengan ban on road, lebih kuat untuk kondisi jalan rusak

Sama seperti ban on-road, karet bundar off-road juga punya tingkatan compound.

“Khusus yang kompetisi memang ada yang hard, soft, dan intermediate. Kalau untuk harian kami pakai intermediate,” tunjuk Dodi.

Pembeda lainnya ban trail dengan ban off road adalah penggunaan diameter roda yang berbeda, antara roda depan dan belakang, tentu aja ini bukan tanpa alasan.

Istimewa
Diameter roda depan dan belakang trail berbeda, roda depan selalu lebih besar

“Yang mungkin jarang diketahui orang adalah kenapa ban depan trail lebih besar diameternya dibanding ban belakang. Hal ini bertujuan agar ban depan dapat meredam kejutan atau entakan. Sedangkan ban belakang lebih kecil agar motor jadi lincah,” rinci Freddy.

Tekanan angin pada ban trail juga berbeda, cenderung rendah, seperti Yamaha WR 155R yang rekomendasi tekanan anginnya hanya 22 psi untuk depan dan belakang.

“Tekanan angin memang lebih rendah biar posisi napaknya lebih lebar tapi tidak limbung karena konstruksinya beda sama ban on road,” tutup pria ramah ini.

Istimewa
Rekomendasi tekanan angin ban trail lebih kempis, agar kontak area ban dengan jalan lebih besar