Otomotifnet.com - Salah satu kuncian performa skutik adalah “kesehatan” CVT (Continous Variable Transmission).
Jika “sakit” maka transfer tenaga ke roda semakin tidak maksimal, padahal dalam kondisi sehat pun potensi slip sudah besar.
Efeknya selain performa jadi loyo, konsumsi bensin juga makin boros.
Untuk mencegah hal tersebut, maka perawatan berkala CVT wajib dilakukan.
Baca Juga: Yamaha NMAX Cuma Segini, Ini Update Harga Motor Matic 150 cc Bekas Bulan Agustus
“Harus dicek sesuai jadwal perawatannya, apabila kotor harus dibersihkan dan diukur komponennya, jika ada yang aus diganti,” saran Endro Sutarno, Technical Service Division PT Astra Honda Motor.
Jika dilihat di buku pedoman reparasi, skutik Honda seperti BeAT FI disarankan melakukan pemeriksaan tiap 8.000 km.
Dan dilakukan penggantian v-belt tiap 24.000 km. Untuk oli girboks diganti tiap 8.000 km.
Sementara di Yamaha mulai dilakukan pemeriksaan CVT di 7.000 km dan kemudian setiap 3.000 km.
“Filter CVT juga wajib diperiksa dan dibersihkan, termasuk juga slang pengontrol CVT."
"Untuk v-belt diganti tiap 25.000 km dan melakukan pelumasan pakai grease khusus pada secondary sleeding sheave tiap 12.000 km,” imbuh Ridwan Arifin, Staf Service Education PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
Di Yamaha oli girboks diganti tiap 12.000 km.
Dan yang wajib dicatat juga saat ganti v-belt disarankan juga sekaligus roller dan juga lakukan pelumasan.
“Karena kalau diganti terpisah akan timpang, akan membuat parts yang baru diganti menjadi lebih cepat rusak,” terang Joseph Palupi Muljono, Marcomm & M/C Product Manager PT. Dirgaputra Ekapratama yang memasarkan produk RCA.
Selain bikin awet, ganti secara paketan ternyata lebih hemat, yang tentu saja membuat value for money tinggi, lantaran jika beli terpisah malah lebih mahal.
Hampir semua merek motor maupun produk aftermarket, punya paketan CVT berisi v-belt dan roller.