Ini Efeknya Bila Gardan Berteknologi LSD Diisi Oli Gandan Konvensional

Rindra Pradipta,Andhika Arthawijaya - Jumat, 16 Oktober 2020 | 23:35 WIB

Ilustrasi gandan belakang Toyota Fortuner (Rindra Pradipta,Andhika Arthawijaya - )

Otomotifnet.com – Bagi sebagian orang, punya mobil berpenggerak roda belakang (rear wheel drive/RWD), sangat mengasyikkan.

Nah, mobil RWD ini sistem transmisinya berhubungan dengan gardan atau final gear.

Di dalam gardan tersebut ada pelumasnya, yang lazimnya punya tingkat kekentalan lebih tinggi dibanding oli girboks.

Biasanya, penggantian oli gardan dilakukan bersamaan dengan oli transmisi, yakni setiap 10.000 - 20.000 km, atau 2-3 kali penggantian oli mesin.

Baca Juga: Trik Mudah Mengenali Oli Mesin Bagus Atau Tidak, Begini Caranya!

Nah, hal penting yang harus diperhatikan saat mengganti oli gardan, adalah jangan hanya berpatokan pada tingkat kekentalannya saja.

Seperti diketahui, kebanyakan oli khusus gardan ini punya tingkat kekentalan atau SAE di angka 90.

Tapi ini berbeda bila gardannya menggunakan LSD (Limited Slip Diferential), seperti Mitsubishi Pajero Sport 4x4 dan Toyota Fortuner 4x4 VNTurbo generasi sebelum All New.

“Tidak bisa menggunakan oli yang sama dengan gardan konvensional.”

“Harus menggunakan oli yang spesifikasinya khusus untuk gardan LSD,” tukas Reza Kamal, off-roader dari tim Nalakta di Banten.

Kalau pakai oli gardan biasa, lanjut Kemal, bisa membuat sistem LSD-nya tidak berkerja, lantaran nyangkut.

“Karena oli gardan dengan teknologi LSD ramuan aditifnya berbeda dari oli garden biasa.”

“Sama halnya di motor oli untuk motor yang pakai kopling basah dengan yang kering pasti beda,” jelas Hanifuddin, peneliti pelumasan dari Lembaga Minyak Bumi dan Gas (Lemigas)

Tuh.. jangan sampai salah oli gardan ya sob!