Otomotifnet.com – Sejak beberapa pabrikan merilis kendaraan yang menggunakan oli dengan viskositas encer, yakni 0W-20, tak sedikit pengguna mobil yang standarnya pakai oli lebih kental, latah ingin coba oli encer tersebut di mobilnya.
Misalnya dari pabrikan dianjurkan pakai SAE 5W-30, ini malah diganti pakai yang 0W-20.
Dengan harapan penggunaan oli encer tersebut membuat putaran mesin lebih ringan, sehingga performanya naik. Apa betul?
“Pabrikan dalam mendesain mesin, pasti juga mendesain oli yang cocok buat mesin tersebut.”
“Mesin itu akan dicoba atau ditrial, cocoknya menggunakan oli yang mana,” buka Hanifuddin, peniliti di Lembaga Minyak Bumi & Gas (Lemigas).
Baca Juga: Oli Mesin Fully Synthetic, Ternyata Belum Tentu 100% Full Sintetik!
Nah, ketika pabrikan merekomendasikan mesin tersebut menggunakan oli dengan spesifikasi tertentu, lanjut Hanif (sapaan akrabnya), maka kinerja mesin tersebut akan optimal menggunakan oli dengan spek tadi.
Misalnya cocoknya pakai oli yang kekentalannya 10W-30, “Ya pasnya main (kinerja optimal mesin, red) di situ,” jelas Hanif.
Sementara bila diganti yang lebih encer, lanjutnya, “Begitu oli dipakai di mesin, ia akan membentuk lapisan film untuk melindungi komponen dari gesekan,”
“Maka jika menggunakan oli yang lebih encer, lapisan film tadi akan lebih tipis, karena oli makin encer, lapisan filmnya makin tipis. Artinya, kemungkinan protection film ini sobek lebih gede,” tukas Hanif.