Otomotifnet.com - Apabila Anda memimpikan besutan bergaya cruiser seperti Harley-Davidson (H-D) tapi dana belum mencukupi, solusinya bisa lirik SM Sport V16 sebagai alternatif.
Secara tampilan, meski hanya 250 cc tapi V16 tak kalah gaya dengan H-D, malah harganya relatif terjangkau, hanya Rp 56,6 juta (OTR Jakarta).
Nah seperti apa detail V16, berikut fitur, performa mesin hingga konsumsi bensinnya? Yuk simak!
Oiya, SM Sport ini ada di bawah naungan PT MForce Indonesia, APM SYM, makanya dealernya jadi satu dengan SYM.
Baca Juga: Benelli Patagonian Eagle EFI Dites Lengkap, Akselerasi Hingga Konsumsi Bensin
Desain
Secara tampilan, V16 memang menarik, terlihat sangar dan berkesan mewah ala-ala H-D Softail.
Terutama karena menggendong mesin v-twin, jok rendah, wheelbase panjang ditunjang suspensi depan rake ‘centang’, setang tinggi dan lebar.
Dan juga pakai ban berukuran belang, depan 18 inci dan belakang 15 inci, lalu bertabur komponen dengan balutan krom.
Yang berbalut krom mulai dari suspensi, setang, lampu-lampu, knalpot berkonfigurasi 2-2, bak magnet dan kopling, hingga cover kepala silinder.
Satu lagi yang dimiripkan dengan HD adalah pelindung area gir depan, yang dibentuk ala cover kopling H-D.
Dan kendati SM Sport ini brand Malaysia dengan komponen dari China, namun build quality V16 tergolong jempolan, rapi dan kokoh.
Fitur & Teknologi
Walaupun harga cukup terjangkau untuk sebuah cruiser 250 cc, tapi V16 punya banyak fitur.
Dari depan langsung terlihat lampu utama yang berkesan modern. Bentuknya bulat, dengan batok plastik berlapis krom mengkilat.
Nah di dalamnya bersarang lampu dekat LED model proyektor yang diletakkan di sisi tengah, di sekelilingnya terdapat DRL.
Sementara lampu jauhnya pakai jenis LED yang diletakkan di atas dan bawah lampu dekat tadi.
Sorot sinar lampu dekat bentuknya lonjong dan lumayan terang, sedang lampu jauhnya lebih menyebar dengan sorot sinar putih yang lebih tebal. Mantap!
Lampu lainnya juga sudah LED, yaitu untuk sein dan rem. Dan terdapat pula fitur hazard.
Geser ke atasnya, terdapat panel instrumen dengan 2 bulatan terpisah. Warna latarnya biru, sehingga nyaman di mata.
Yang bikin unik adalah takometernya ada 2, yaitu model jarum analog dan digital.
Takometer yang digital berdampingan dengan info lain, seperti spidometer, voltmeter, fuelmeter, odometer, tripmeter, jam, dan ditambah info lampu-lampu.
Sedang takometer yang jarum di sisi kanan, dan ini yang lebih mudah dipantau baik siang maupun malam.
Setangnya tinggi dan lebar berbalut krom dengan dudukan di segitiga atas dikasih bantalan karet untuk peredam getaran.
Tombol di panel sakelarnya standar, cuma sayang tombolnya warna-warni, kurang macthing dengan gaya motornya.
Geser ke area kaki-kaki, V16 ini pakai pelek model racing dengan palang lurus rapat.
Ukuran rodanya bannya untuk depan pakai 90/90-18 sedang belakang 130/90-15.
Sebagai peredaman, suspensi depan pakai model teleskopik, sedang belakang suspensi ganda dengan setelan preload 5 tingkat.
Sebagai pengurang laju, remnya cakram di kedua roda, depan pakai piringan semi-floating yang dikawal kaliper 2 piston, sedang belakang piringan fix dan kaliper 1 piston.
Anehnya di kedua roda terdapat piringan untuk speed sensor yang biasa untuk sistem ABS, namun tak dipakai.
“Aslinya memang ada ABS, namun dilepas untuk menekan harga,” terang Indra Gumay, GM 3S Marketing PT MForce Indonesia.
Fitur lainnya ada tangki yang cukup besar, bisa menampung bensin sebanyak 14 liter.
Kalau dari sisi teknologi mesin, V16 sudah pakai sistem injeksi untuk menyuplai bahan bakarnya.
Riding Position & Handling
Posisi duduk yang ditawarkan V16 tentu juga ala-ala naik H-D, kombinasi antara jok rendah, footstep di depan sehingga kaki bisa selonjoran dan ditunjang setang yang tinggi dan lebar, sehingga kesannya sangat santai.
Joknya memang rendah, hanya 700 mm, makanya bagi pengendara dengan tinggi 173 cm bobot 63 kg ketika duduk dan kaki turun lutut akan menekuk.
Bentuk joknya lebar dan punya busa empuk. Bikin betah berkendara lama!
Yang tak biasa tentu karakter setangnya, yang mana tinggi dan lebar dengan ujung menekuk ke belakang.
Setang ini mengontrol suspensi depan yang punya rake lebar, maka wajar terasa berat.
Ketika pertama mengendarai pasti kaget karena saat belok seakan kebanting, namun lama-lama akan terbiasa dan enak-enak saja.
Handlingnya secara keseluruhan termasuk mudah dikendalikan, maklum bobotnya cuma 165 kg.
Tapi tetap ada yang harus diperhatikan, pertama dimensinya dengan panjang 2,3 meter dan jarak sumbu roda 1.520 mm, radius putarnya jadi lumayan lebar, jadi tak mudah selap-selip di jalanan padat.
Perhatian yang kedua adalah footstepnya yang modelnya lebar dan posisinya ternyata rendah, maklum ground clearance cuma 160 mm, jadi ketika belok miring akan dengan mudah ujung dudukan footstep menggasak aspal.
Ketika pertama mengalaminya pasti kaget karena akan timbul bunyi ‘sroookkk’, tapi setelah itu sih gas terus, hehee...
Kalau bicara redaman suspensi, yang depan empuknya pas. Nyaman tapi juga tak mengayun.
Sementara suspensi belakang dengan setelan preload standar di posisi ketiga, ternyata empuk banget.
Nyaman sih kalau untuk santai, namun cenderung mengayun saat ngebut dan melintas di jalan bergelombang, dan kalau buat berboncengan mudah mentok.
Performa
Mesin yang digunakan SM Sport V16 tipe 4 langkah 2 silinder v-twin SOHC 2 katup berpendingin udara dengan pasokan bahan bakar injeksi.
Pakai bore x stroke 49 x 66 mm. Kapasitas 249,8 cc. Rasio kompresi 10,0:1. Sistem starternya elektrik.
Tenaga yang dihasilkan dari mesin yang suaranya merdu khas v-twin ini ternyata tak terlalu besar, maksimal hanya 18,8 dk (14 kW) di 8.000 rpm dan torsinya 19 Nm di 6.000 rpm.
Maka kalau bicara performa, jangan terlalu berharap banyak. Cenderung kalem sejak putaran bawah, lalu ke atas juga datar saja.
Karakternya lebih cocok buat cruising santai atau turing, bukan buat yang doyan ngebut.
Hal tersebut bisa dilihat dari catatan akselerasi, misal untuk 0-100 km/jam butuh waktu 13,5 detik.
Sebagai perbandingan, rival terdekatnya Benelli Patagonian Eagle EFI hanya 12,7 detik. Kalem kan?
Catatan lainnya ada getar minor mulai 5.000 rpm di jok dan footstep, sedang di setang aman karena ada bantalan karet.
Sisi positifnya, mesin V16 enggak terasa panas, beda dengan H-D yang pastinya lebih panas. Jadi dipakai macet-macetan area kaki tetap nyaman.
Oiya mesin V16 bisa berkitir sampai 10.600 rpm, tapi di atas 10.000 naiknya pelan banget.
Top speed yang bisa diraih 124 km/jam. Gigi 5 ternyata overdrive (0,821), jadi cenderung buat ngalusin, makanya saat pengetesan top speed malah lebih gampang dapat di gigi 4 yang perbandingan rasionya 1.
Konsumsi Bensin
Punya rasio kompresi 10:1, tentu V16 cocok pakai bensin dengan kadar oktan 92. Berapa sih konsumsi bensinnya?
Metode yang digunakan tentu full to full dan dilakukan sebanyak 3 kali.
Kondisi jalan yang dilalui tentu beragam, dan jarak tempuh selama pengetesan kali ini lebih dari 260 km.
Ternyata setelah dihitung dapat angka rata-rata 34 km/liter. Itu termasuk irit banget untuk sebuah motor 250 cc!
Data Tes SM Sport V16 :
0-60 km/jam: 4,6 detik
0-80 km/jam: 7,9 detik
0-100 km/jam: 13,5 detik
0-100 m: 7,5 detik (@79,9 km/jam)
0-201 m: 11,6 detik (@94,8 km/jam)
0-402 m: 18,7 detik (@108,1 km/jam)
Top speed di spidometer: 124 km/jam
Top speed di Racelogic: 118,1 km/jam
Data spesifikasi SM Sport V16 :
Tipe mesin: 4 langkah 2 silinder v-twin SOHC 2 katup injeksi berpendingin udara
Bore x stroke: 49 x 66 mm
Kapasitas: 249,8 cc
Rasio kompresi: 10,0:1
Sistem starter: elektrik
Tenaga maksimal: 18,8 dk (14 kW) @ 8.000 rpm
Torsi maksimal: 19 Nm @ 6.000 rpm
Transmisi: 5 percepatan
P x L x T: 2.300 x 1.000 x 1.100 mm
Jarak sumbu roda: 1.520 mm
Tinggi jok: 700 mm
Bobot: 165 kg
Kapasitas tangki: 14 liter
Ban depan: 90/90-18
Ban belakang: 130/90-15
Rem depan: cakram 2 piston
Rem belakang: cakram 1 piston