Relaksasi DP 0% Dimulai Maret, Ada Potensi Penjualan Mobil Bakal Naik?

Hendra,Ignatius Ferdian - Minggu, 21 Februari 2021 | 16:45 WIB

Ilustrasi penjualan mobil di ajang GIIAS 2019 (Hendra,Ignatius Ferdian - )

Otomotifnet.com - Melalui Bank Indonesia, dikabarkan pemerintah siap memberikan relaksasi pembelian mobil baru secara kredit.

Gubernur Bank Indonsia Perry Warjiyo mengatakan relaksasi uang muka kredit (DP) kendaraan 0 persen akan berlaku Maret 2021 hingga akhir tahun.

Menurut Perry program ini untuk semua jenis kendaraan.

"Tujuannya mendorong pertumbuhan kredit di sektor otomotif dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian. Berlaku efektif 1 Maret 2021 sampai 31 Desember 2021," katanya.

Baca Juga: PPnBM Mobil Baru Dari Pemerintah Mencuat, Toyota Masih Tunggu Kejelasan

Kebijakan ini pastinya akan menstimulus penjualan kendaraan yang selama pandemi ini mengalami perlambatan yang luar biasa.

Suwandi Wiratno, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mengakui program ini memang akan membuat lembaga pembiayaan lebih rileks.

Terutama dalam menawarkan pembiayaan kepada calon konsumen.

"Dulu sebelumnya minimal 20 persen, sekarang dengan adanya kebijakan ini kami bisa menawarkan hingga maksimal 0 persen," jelasnya.

Baca Juga: Relaksasi PPnBM Hanya Untuk Mobil VIN 2021, Dealer Bakal Kasih Diskon Juga?

Namun demikian, tiap perusahaan diberikan keleluasaan untuk menerapkan program ini.

"Tentu dengan prinsip kehati-hatian dan verifikasi yang sangat ketat siapa saja yang bisa menerima program ini. Jadi gak semua pihak bisa menerimanya," bilang Suwandi.
Ia mengilustrasikan, dengan adanya uang muka 0 persen, sudah pasti biaya cicilan akan tinggi.

"Di sini verifikasi dan kemampuan customer dinilai. Apakah kemampuannya untuk membayar cicilan per bulan sanggup," jelasnya.

Dengan adanya kebijakan ini, potensi penjualan diyakini akan meningkat.

Baca Juga: Insentif PPnBM Mobil Baru Tuai Pro Kontra, KPBB Sebut Tak Akan Efektif

"Tapi saya tidak bisa memprediksi berapa besar peningkatannya," sebut pria asal Sumatera Utara ini.

Saat ditanya apakah program ini akan meningkatkan angka kredit macet atau non performing loan (NPL).

Suwandi mengatakan sangat kecil meningkatkan NPL.

"Sebab, jika semua dilakukan dengan prinsip kehati-hatian NPL bisa ditekan," tutupnya.