Tak Hanya Direktur Petronas Yamaha, Bos KTM Ikutan Protes ke Honda Dan Stefan Bradl

Rezki Alif Pambudi,Ignatius Ferdian - Jumat, 5 Maret 2021 | 18:10 WIB

Stefan Bradl (Rezki Alif Pambudi,Ignatius Ferdian - )

Otomotifnet.com - Belum lama dapat protes dari Direktur tim Petronas Yamaha SRT, Johan Stigefelt, kini peran Stefan Bradl di Honda juga diprotes Bos KTM.

Aksi protes ini dilayangkan setelah peran Stefan Bradl sebagai test rider ataupun pembalap reguler Honda dipertanyakan banyak pihak.

Peran Stefan Bradl sebenarnya sebagai test rider Honda Racing Corporation (HRC).

Namun pada 2020, Bradl tampil hampir di semua balapan MotoGP 2020 sebagai pengganti Marc Marquez.

Baca Juga: Usai Launching Tim, Honda Dapat Protes Dari Manajer Tim Petronas Yamaha, Ini Masalahnya

Uniknya, Bradl masih berkesempatan tampil menggunakan motor RC213V dalam setiap pengetesan yang dilakukan secara personal atau privat.

Padahal, ada aturan bahwa pembalap reguler tidak diperbolehkan mengendarai motor prototipe-nya, kecuali saat Grand Prix diadakan dan tes resmi.

"Stefan Bradl menjadi semakin dan semakin seperti pembalap reguler. Kupikir tidak adil bahwa dia bisa melakukan banyak sekali tes dan pada saat yang sama ikut balapan Grand Prix seperti yang dilakukannya," kata Stigefelt dilansir dari Motosan.es.

Ditambah lagi pada jeda musim dingin ini, Bradl juga sudah melakukan banyak sekali tes, padahal kemungkinan dia akan tampil di beberapa balapan awal MotoGP 2021.

Baca Juga: Andrea Dovizioso Tunggu Waktu Balik ke MotoGP, Ada Peluang Satu Tim Sama Valentino Rossi?

Hal itu dianggap tidak adil di saat para pembalap lain tidak punya kesempatan tersebut.

Bos KTM Motorsport, Pit Beirer, mendukung pernyataan Stigefelt.

"HRC punya kesempatan untuk tes sebagai satu-satunya tim yang menikmati konsesi yang sebenarnya tidak ada. Ini jelas tidak adil buat pabrikan lain," kata Beirer dilansir dari Motosprint.

"Kami akan mendiskusikan ini soal bagaimana tes rider hanya bisa tampil maksimal 3 atau balapan semusim. Kami tak menekan Stefan, ini soal keadilan," tegas Beirer.

Di Qatar sebelum seri pertama, kasus soal Stefan Bradl dan HRC ini akan dibahas tuntas.