Otomotifnet.com - Banyak pemilik Scirocco yang beranggapan bahwa, mobilnya tidak bisa kandas sampai nempel tanah.
Paling maksimal, depan nempel tapi belakangnya masih ‘nungging’. Jadi susah buat rata tanah.
“VW Scirocco itu karakter desainnya memang nungging, dan konstruksi suspensinya memang susah buat nempel sama tanah,” jelas Vino dari gerai Platinum di Cipinang, Jakarta Timur yang kebagian mengerjakan sektor bodi.
Tapi kalau diperhatikan, Scirocco milik Satya ini bisa nempel tanah secara merata.
Baca Juga: VW Scirocco Dandan Simple, Pelek Bermuka Dua, Ceper Pakai Coilover KW
“Buat sampai bisa kayak begini, panjang perjuangannya,” curhat Vino.
Salah satu penyebabnya adalah swing arm suspensi depan keburu mentok dengan sasis saat dikandasin.
Solusi buat masalah ini. “Sasis depannya gue coak 2 jari, biar swing arm enggak mentok,” tutur Vino yang mengaku sudah mencoak 3 sasis Scirocco,"
“Sampai sejauh ini aman-aman saja,” klaim Vino.
Tapi rupanya coak sasis saja tidak cukup. Harus dilanjutkan ubahan di suspensi belakang. “Paling banyak justru ubahan di kaki-kaki belakang,” jelas pria ramah ini.
Misalnya sokbreker dibubut sekitar 5 cm biar makin kandas. “Caster adjuster mesti bikin custom dan swing arm di-ubah dikit,” terang Vino lagi.
Jadi bodi Scirocco pun bisa dibuat ‘drop’ sampai nempel dengan permukaan aspal. Gokil! * Tom
Wajib Radius Fender
Secara body works, keempat fender juga harus di-radius ulang.
Baca Juga: VW Scirocco Per Sok Diganti Balon, Pelek Dari Jepang, Pedal Shift Carbon
“Yang depan lingkar fender naik 2 jari, yang belakang 3-4 jari,” jawabnya. Kenapa yang belakang banyak banget?
“Biar kelihatan rata, karena kan desain mobil ini memang agak nungging. Jadi kalau depan turun 2 jari, yang belakang ngikutnya sekitar 3-4 jari,"
"Baru rata tingginya depan belakang,” urai pria yang pengoleksi station wagon Honda ini.
“Kalau udah begini, karter oli juga nempel sama tanah, hahaha..,” sahut Vino sambil berbangga hati.
Setelah itu, barulah fender di-wide body biar velg Rennen Forged MV 6 18x(9,5+10,5) inci bisa dipasang sempurna di balik fender.
Terakhir, barulah bodi diguyur warna kuning candy yang diracik custom sehingga terlihat makin mencolok. Catnya ditambahin xirallic hijau biar kelihatannya makin catchy.
“Ini warna kesukaan istrinya Satya dan gue pikir juga belum ada kan Scirocco warna kuning,” jawabnya.
Terakhir Vino nanya. “Enggak kelihatan kan kalau sudah di-wide body sama radius fender?” Sahutnya sambil tersenyum puas.
Baca Juga: VW Scirocco 1.4 2015, Modifikasi Terakhir Sebelum Berpisah
Mesin Stage 2
Sektor mesin, juga kena ubahan. Tapi enggak ekstrem, yang penting bisa bikin Scirocco ini berlari agresif.
Buktinya, ECU Scirocco ini di-remapped pakai software Revo Technik sampai stage 2.
Untuk stage 2, remapping-nya sudah perlu bantuan penggantian hardware juga. Di antaranya adalah exhaust system dan air intake.
So, pilihan adalah Milltek untuk down pipe-nya.
Cat-back juga diganti custom, racikan bengkel Wuzzi Exhaust di Srengseng, Jakarta Barat.
Ubahan stage 2 ini diklaim bisa meningkatkan tenaga dari 310 dk jadi 325 dk.
Range yang bisa diatur dari stage 2 cakup timing pengapian, boost turbo dan debit bahan bakar.
Fitur E-Level
Scirocco-nya Satya adopsi suspensi udara biar leluasa menyesuaikan ketinggian. Nah, yang menarik, perangkat yang dipilih sudah dilengkapin fitur e-Level.
Yes, salah satu keunggulan AccuAir adalah tersedianya e-Level, atau fitur yang bisa menyesuaikan perbedaan ketinggian pada keempat rodanya secara otomatis.
Kalau lagi di tempat yang permukaannya enggak rata, atau dimuati penumpang pada satu sisi saja, yang bikin ketinggian bodi enggak rata.
Nah, e-Level secara otomatis bakal menyesuaikan ketinggian suspensi biar rata di keempat roda.
E-Level bekerja pakai bantuan sensor pada peranti suspensi udara di keempat titik.
Tapi masalahnya, permukaan jalanan di Jakarta yang kebanyakan enggak rata, bikin e-Level ini kerap otomatis menyesuaikan ketinggian di tiap roda.
Efeknya, mobil jadi kayak goyang-goyang.
Sehingga, agar terhindar dari ‘goyang maut’ tersebut, biasanya empunya bakal setting setelan e-Level dengan sensitifitas terendah, yang bisa diatur pada modul AccuAir.
Dijamin mobil bebas dari ‘goyangan maut’.
Data Modifikasi
Suspensi: Pelek Rennen Forged MV 6 18x(9,5+10,5) inci, ban Toyo Proxes T1R 215/40R18 & 245/35R18, big brake kit Brembo 4 pot 356 mm,
balon suspensi udara Universal Air + AccuAir, 2 unit kompressor ViAir 480c, tabung udara Air Lift 3 galon, manifold AccuAir VU4,
management air suspension E-Level + iLevel by AccuAir, camber kit Hard Race.
Bodi: Cat Yellow Xyrallic Green custom by De Beer, wide body custom, add on spoiler Osir karbon custom, diffuser belakang karbon custom,
lis pintu karbon custom, lis spion karbon custom, grille karbon custom.
Mesin: ECU remapping stage 2 by Revo, open air filter carbon Simota, diverter valve Forge, down pipe Miltek, custom cat back, busi NGK Iridium,
Interior & Audio: Panel interior karbon custom, tweeter MP Mk5, midrange Genetic, midbass MP Mk 7, subwoofer Kicker Solobaric C10 10 inci,
head unit double din Sony Xplode, prosesor Venom Pandora 6.6, power amplifier Venom 2.500