Otomotifnet.com - Danilo Petrucci jatuh usai tersenggol motor Alex Marquez di MotoGP Jerman 2021.
Tapi bukannya menyalahkan Alex Marquez, Danilo Petrucci malah ngamuk ke rekan setimnya Iker Lecuona.
Karena menurut Petrucci, crash yang dialaminya bersama Alex Marquez dikarenakan kesalahan Lecuona.
Lecuona melakukan tindakan yang bodoh yang membuat diri Petrucci dan Alex Marquez harus gagal menyelesaikan balapan.
"Tak banyak yang bisa dikatakan. Alex Marquez crash dan aku crash dengan motornya. Masalahnya karena dia (Alex) terpaksa mengerem dengan keras seperti Lecuona yang berada tepat di depannya," kata PetruX dilansir dari Motosan.es.
Baca Juga: Gresini Jadi Tim Satelit Ducati, Nasib VR46 Diumumkan Valentino Rossi Dalam Waktu Dekat
"Bagiku Iker melakukan sesuatu yang sangat bodoh dalam beberapa lap. Kami semua menunggu, kami berurutan dan aku di sana bersama yang lain. Memang ramai tapi normal pada awal balapan," jelasnya.
Petrucci menjelaskan secara rinci bagaimana kesalahan sang rekan.
"Sebenarnya aku berkesempatan melewati beberapa pembalap di depan, tapi jika kau lihat belum ada yang mencobanya karena balapan masih panjang, kau harus menunggu, atau kau akan mengacaukan banmu," lanjutnya.
"Iker menekan dengan keras, itu terjadi padaku 2 kali dan di tikungan pertama kami berada di line. Dia mengerem dengan keras, Alex yang berada di belakangnya juga mengerem dengan keras. Iker melebar tapi Marquez crash dan aku terkena motornya," tegas pembalap asal Terni ini.
Petrucci sangat kecewa karena sebenarnya merasa punya potensi memperbaiki penampilannya di Sachsenring.
Baca Juga: Marc Marquez Masih Raja Sachsenring, Posisi di Klasemen Sementara MotoGP 2021 Melambung
"Kami punya akhir pekan yang bagus, awal bagus dan aku menunggu momen bagus. Aku sangat marah dengan Iker karena dia tidak bisa belajar dari 21 pembalap yang ada di trek, bukan dariku saja," imbuh mantan pembalap Ducati ini.
"Ada banyak pembalap yang punya pengalaman di trek dan dia bisa belajar dari mereka. Tapi dia tetap saja begitu di tiap balapan. Dia masih agresif di awal balapan dan finis terakhir dengan ribuan detik di belakang pemenang. Ini tak lain memang strategi karirnya," tegasnya.
Meski punya banyak uneg-uneg, Petrucci mengaku ogah ngomong langsung ke rekan setimnya.
"Tak mau. Kupikir yang bisa kulakukan adalah melakukan kualifikasi yang lebih bagus dan menjauh darinya sejak awal, lalu biarkan dia memakai jurusnya di balapan selanjutnya," tegasnya.
"Kehilangan balapan seperti ini mengacaukan kerja tim. Jika aku bisa lebih lama, mungkin kami berdua bisa meraih poin. Aku bukan juara dunia tapi aku sudah balapan di Sachsenring selama 10 tahun dan aku paham bagaimana caranya. Ini soal mengatur sisi kiri ban, tidak menyerang saat awal balapan," tegasnya.