"Kami punya akhir pekan yang bagus, awal bagus dan aku menunggu momen bagus. Aku sangat marah dengan Iker karena dia tidak bisa belajar dari 21 pembalap yang ada di trek, bukan dariku saja," imbuh mantan pembalap Ducati ini.
"Ada banyak pembalap yang punya pengalaman di trek dan dia bisa belajar dari mereka. Tapi dia tetap saja begitu di tiap balapan. Dia masih agresif di awal balapan dan finis terakhir dengan ribuan detik di belakang pemenang. Ini tak lain memang strategi karirnya," tegasnya.
Meski punya banyak uneg-uneg, Petrucci mengaku ogah ngomong langsung ke rekan setimnya.
"Tak mau. Kupikir yang bisa kulakukan adalah melakukan kualifikasi yang lebih bagus dan menjauh darinya sejak awal, lalu biarkan dia memakai jurusnya di balapan selanjutnya," tegasnya.
"Kehilangan balapan seperti ini mengacaukan kerja tim. Jika aku bisa lebih lama, mungkin kami berdua bisa meraih poin. Aku bukan juara dunia tapi aku sudah balapan di Sachsenring selama 10 tahun dan aku paham bagaimana caranya. Ini soal mengatur sisi kiri ban, tidak menyerang saat awal balapan," tegasnya.