Pemerintah Genjot Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik, Melimpahnya Bahan Baku Jadi Alasan

Naufal Shafly,Ignatius Ferdian - Jumat, 25 Juni 2021 | 16:15 WIB

Modul baterai mobil listrik Ford (Naufal Shafly,Ignatius Ferdian - )

Otomotifnet.com - Pemerintah sampai saat ini terus menggenjot pengembangan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai dan energi baru terbarukan (EBT).

Hal ini dilakukan guna mewujudkan target Indonesia sebagai pemain utama industri kendaraan listrik global.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier, mengatakan kendaraan listrik akan menjadi masa depan industri otomotif dunia.

"Permintaan EV di dunia diperkirakan terus meningkat dan akan mencapai sekitar 55 juta unit pada tahun 2040. Pertumbuhan ini tentunya mendorong peningkatan kebutuhan baterai lithium ion (LIB)," ungkap Taufiek Bawazier.

Melihat hal ini, Taufik optimis Indonesia bisa menjadi pemain penting industri kendaraan listrik dunia karena memiliki sumber bahan baku baterai.

Baca Juga: Pengguna Mobil Listrik Happy Nih, Jasa Marga Sediakan SPKLU di Rest Area Tol Ini

"Hal ini menjadi potensi pengembangan industri baterai yang merupakan komponen utama dalam ekosistem energi terbarukan. Energi yang dikonversi dari sumber terbarukan akan disimpan dalam baterai dan akan digunakan baik secara langsung atau melalui jaringan listrik," paparnya.

Taufiek mengatakan, saat ini di Tanah Air sudah terdapat sembilan perusahaan yang mendukung pengembangan industri baterai.

Lima di antaranya sebagai penyedia bahan baku seperti nikel murni, kobalt murni, nikel ferro, dan endapan hidroksida campuran. Sedangkan, keempat perusahaan lainnya adalah produsen baterai.

“Dengan demikian, Indonesia mampu mendukung rantai pasokan baterai mulai dari bahan baku, kilang, manufaktur sel baterai dan perakitan baterai, hingga daur ulang,” jelas Taufiek.

Ia menambahkan, pengembangan baterai nantinya juga akan diarahkan untuk mendukung program EBT pemerintah, salah satunya melalui solar energy.

Baca Juga: Pemerintah Genjot Industri Kendaraan Listrik, Begini Terobosannya

Baterai yang termasuk dalam ekosistem solar energy akan mendorong adopsi EBT sekaligus memacu pertumbuhan industri sel surya yang sudah terdapat di dalam negeri.

“Pemerintah akan mendorong pengembangan ekosistem renewable energy seperti baterai, sel surya, dan inverter melalui regulasi TKDN. Dukungan dari instansi teknis terkait sangat diperlukan agar adopsi energi terbarukan di Indonesia dapat memenuhi target-target yang sudah ditetapkan pemerintah hingga tahun 2050,” imbuhnya.

Pengembangan industri baterai juga perlu didukung dengan industri daur ulang. Baterai yang nantinya akan menjadi limbah memerlukan penanganan yang komprehensif, antara lain dengan daur ulang agar proses pemurnian dapat dilakukan.

“Limbah baterai serta beberapa jenis scrap dari paduan nikel sangat memungkinkan untuk didaur ulang sehingga dihasilkan beberapa jenis produk yang bernilai tinggi,” pungkasnya.