Airbag Toyota Fortuner Enggak Ngembang Saat Tabrakan, Simak Penemu dan Sejarah Airbag

Dwi Wahyu R.,Ignatius Ferdian - Minggu, 18 Juli 2021 | 17:35 WIB

Airbag dalam kabin New Alphard dan New Vellfire (Dwi Wahyu R.,Ignatius Ferdian - )

Otomotifnet.com - Ramai dibicarakan peristiwa yang dialami Evia Gustiana, pengemudi Toyota Fortuner VRZ 2017 yang kecelakaan namun airbag tidak mengembang.

"Kenapa mobil saya airbag-nya tidak mengembang sedang Nissan Grand Livina yang menabrak mobil saya airbagnya mengembang," ungkap Evia Gustina (16/7).

Evia telah melaporkan ke dealer Toyota di Garut, tapi sampai saat ini belum ada kabar lagi mengenai investigasinya.

Sambil menunggu hasil investigasinya, mari bahas dulu penemu dan sejarah airbag di mobil.

Airbag adalah salah satu fitur keselamatan pasif yang sudah jadi standar di mobil modern.

Paling standar airbag di mobil dipasang di setir atau dashboard di sisi penumpang depan.

Sejarah airbag diawali pada 1951 ketika Walter Linderer dari Jerman mematenkan alat berbentuk bantal yang menggunakan kompresi udara.

Bantal udara ini akan aktif ketika terbentur bumper atau diaktifkan oleh pengemudi.

Baca Juga: Toyota Fortuner Adu Tubruk Lawan Livina, Pemilik Bingung Airbang Enggak Ngembang

Daimler AG
Ilustrasi airbag mobil yang mengembang

Penemuan ini serupa Linderer ada di Amerika Serikat.

Di sana ada John Hetrick yang mematenkan bantal keselamatan untuk kendaraan pada 1952.

Pada 1960 dilakukan pengujian terhadap bantal udara temuan Linderer tersebut.

Sayangnya, kompresi udara di alatnya Linderer kurang cepat mengembang sehingga cenderung membahayakan pengemudi.

Baru pada 1967 kerika Allen K. Breed menciptakan komponen yang lebih praktis dalam aplikasi airbag.

Breed menemukan sistem sensor dan keamanan yang menjadikan dasar sebagai sistem airbag elektromekanik pertama di dunia.