Otomotifnet.com - Bagi sebagian orang, motor listrik jadi hal yang baru. Tentu saja perawatannya berbeda jika dibandingkan dengan motor mesin konvensional.
Meski harganya cenderung mahal, tapi ternyata justru minim perawatan.
“Justru free maintenance. Paling baterai aja jangan sampai habis banget atau 0%, jadi lebih baik setiap hari dicas walaupun belum habis banget, jadi tiap mau dipakai baterai dalam keadaan penuh. Malah enak kan gak khawatir, apalagi pengecasan gak sebentar.”
“Kalau kasus overcharge gak ada, karena sudah pakai proteksi biar gak overcharge dan discharged. Namanya Battery Management System (BMS),” lanjut Ady.
Baca Juga: Pengguna Motor Listrik Bakal Ganti SIM C Jadi C1 dan C2, Segini Biayanya
Nah, terkait masalah baterai ini, harus dijamin disertai dengan BMS jika menggunakan lithium dan LTO.
Hindari membeli baterai yang dirakit dari baterai bekas, tapi tanpa BMS. Karena baterai lithium sangat sensitif dengan temperature dan beresiko terbakar bahkan meledak.
Selanjutnya aksesori yang menunjang safety, seperti auto cut-off yang ada di handel rem. Berguna untuk memutus arus listrik ke dinamo saat handel rem ditekan.
Jika tanpa cut-off, saat membuka gas sambil mengerem, jika terlalu lama dinamo dapat terbakar karena putaran dinamo ketahan tapi arus listrik tetap mengalir.
Baca Juga: Konversi Motor Listrik Juga Perlu Controller, Ini Penjelasannya
Kemudian masalah wiring, diusahakan benar-benar rapi. Dari sambungan ke sambungan lain tertutup. Pemasangan dan pengemasan juga rapi.
“Karena listrik yang mengalir besar. Salah-salah jika ada kabel terbuka yang kena bodi, bisa kesetrum bila dipegang,” wanti Dian.
Yang paling penting, konversi atau perakitan harus dilakukan dengan orang atau bengkel yang berpengalaman dan mengerti.
Karena apabila salah pasang dapat mengakibatkan hubungan arus pendek atau korsleting. Kalau sudah begini mau tidak mau harus beli komponen baru.
Baca Juga: Spek Dinamo dan Baterai Molis Balap, Energica Ego+, Torsinya Mencengangkan!
Sayang kan?