Otomotifnet.com - Kaca depan bus Lintas Sumatera awam memakai tameng besi.
Bukan hiasan, namun daerah-daerah ini yang memaksa bus Sumatera-an memasang teralis pelindung tersebut.
Bukan aturan tertulis, tapi banyak batu melayang alias aksi pelemparan batu oleh oknum tak bertanggung jawab.
Menurut Kurnia Lesani Adnan, Direktur PO SAN (Siliwangi Antar Nusa), ada beberapa wilayah yang menjadi titik rawan pelemparan batu di Sumatera.
Pria yang akrab disapa Sani ini mengatakan, biasanya pelemparan ini paling sering terjadi di wilayah Sumatera bagian Selatan.
Baca Juga: Ada Istilah Kandang Macan di Dalam Bus, Aslinya Enggak Seseram Namanya
"Perbatasan Sumsel-Lampung, Mesugi, Prabumulih, Martapura, Baturaja, Lahat, Ogan Komering Ulu (OKU), Rupit, sampai ke Bangko itu daerah-daerah sana masih banyak begal (lempar batu) yang motifnya kejahatan," ucap Bang Sani sapaan akrabnya beberapa waktu lalu.
Ia bercerita, beberapa tahun lalu busnya pernah mengalami kejadian pahit ini di wilayah Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara.
"Bus saya ditimpuk, sopir saya kena kepalanya dan langsung pingsan. Lalu busnya hilang kendali dan masuk ke semak-semak," kata Sani.
Hal senada juga pernah diungkapkan oleh Zaenal Arifin, Ketua Umum Bismania Community (BMC).
Pria yang akrab disapa Kang Cep ini mengatakan, jalur Sumatera memang terkenal 'ngeri' karena sering kali terjadi pelemparan batu terhadap bus yang lewat.