Otomotifnet.com - Pihak Sirkuit Mandalika kini sedang fokus untuk menggelar ajang WSBK dan MotoGP Indonesia pada musim mendatang.
Namun, Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Ricky Baheramsjah mengungkapkan Sirkuit Mandalika juga membuka peluang gelar balapan F1, jadi tidak hanya MotoGP Indonesia saja.
Sirkuit sepanjang 4,31km dengan 17 tikungan itu bakal menjadi satu-satunya trek jalan raya di kalender MotoGP.
Sirkuit Mandalika juga nantinya bakal menjadi tuan rumah seri penutup musim WSBK pada 12-14 November 2021.
Kemudian, Sirkuit Mandalika kebagian jatah sebagai tempat tes pramusim MotoGP pada 11-13 Februari.
Pengerjaan aspal trek telah selesai dan MGPA selaku promotor Grand Prix Mandalika masih memiliki pekerjaan rumah menyelesaikan sarang pendukung.
Sarana pendukung yang dimaksud yakni seperti pagar pembatas luar dan dalam, pusat medis, tenaga kesehatan hingga marshal yang sesuai standar FIM.
Baca Juga: Fans MotoGP di Tanah Air Boleh Jingkrak-jingkrak, Sirkuit Mandalika Masuk Jadwal Tes Pramusim 2022
Ricky mengungkapkan pada 2018 dan 2019, pihaknya telah bertemu dengan sejumlah tim dan perwakilan F1 untuk memperkenalkan Sirkuit Mandalika yang bakal dibangun Indonesia.
Menjadi tuan rumah WSBK dan MotoGP Indonesia, Sirkuit Mandalika harus memenuhi standar dari federasi balap motor internasional FIM.
Sedangkan untuk gelaran F1, sirkuit tersebut harus memenuhi standar dari FIA yang menaungi balapan jet darat tersebut.
"Secara umum, sirkuit siap untuk menggelar ajang balap mobil dan motor, tapi pekerjaan kami sekarang adalah WSBK dan MotoGP," kata Ricky dikutip dari Crash.net.
"Di masa depan, kalau ingin gelar F1 kami akan selalu terbuka untuk itu," tambahnya.
Sebelum sampai di sana, Ricky menambahkan Indonesia harus bisa membuktikan diri siap menggelar ajang sekaliber WSBK dan MotoGP.
Direktur Konstruksi dan Pengembangan MGPA, Dwianto Eko Winaryo mengungkapkan Sirkuit Mandalika secara teknis bisa digunakan untuk gelaran F1,
Namun, Sirkuit Mandalika butuh penyesuaian untuk memenuhi standar FIA.
Seperti, misalnya pemasangan gravel dan area runoff untuk balap motor dan mobil harus berbeda.
"Secara teknis, sirkuit ini bisa untuk F1 tapi membutuhkan penyesuaian untuk memenuhi standar FIA, butuh penambahan-penambahan untuk meyakinkan bahwa sirkuit ini aman," ujar Dwianto Eko Winaryo.