Otomotifnet.com – Pada mobil diesel yang sering “minum” BBM Diesel jenis Bio Solar, sangat dianjurkan rutin melakukan purging saluran bahan bakar setiap 10.000 km atau 6 bulan sekali.
Pasalnya, BBM Diesel jenis ini bukan hanya punya kandungan sulfur tinggi, tapi juga unsur minyak nabatinya (Bio diesel) disinyalir cepat menimbulkan deposit dalam saluran bahan bakar.
Hal itu sudah Otomotifnet.com buktikan pada Kijang Innova Diesel keluaran 2015 yang selalu mengkonsumsi Bio Solar dan memasang double filter solar.
Bahkan MPV milik punggawa Citra Honda Cibubur bernama Ardi ini sudah melakukan purging saluran bahan bakar 3 bulan yang lalu.
Baca Juga: Ini Bukti Pakai Double Filter Solar Tak Menjamin Saluran Bahan Bakar Mobil Diesel Aman Dari Deposit
Namun saat kami purging ulang, terlihat cairan purging-nya berubah jadi coklat, menandakan sudah ada deposit yang terbentuk dalam saluran bahan bakar.
Nah, yang menarik adalah ketika pertama kali kami jajal purging menggunakan chemical buatan luar (produk impor) merek Liqui Moly asal Jerman, perubahan warna pada cairan tersebut yang balik ke tabung purging tidak begitu keruh.
Namun begitu diganti menggunakan Swez Diesel Injector Improver, tak sampai 5 menit cairan yang balik ke dalam tabung terlihat menghitam.
Lebih ekstrem lagi ketika dijajal pada mesin Isuzu Panther keluaran 2008 yang sudah bertahun-tahun tak pernah dipurging saluran bahan bakarnya.
Ketika pertama menggunakan chemical keluaran Liqui Moly, memang cairan yang balik ke tabung purging berubah lebih keruh dibanding saat diuji di Innova diesel.
Namun tingkat kekeruhannya tidak separah saat chemicalnya diganti pakai produk keluaran Swez.
Pasalnya, produk asli buatan dalam negeri ini diklaim memiliki formula aktif untuk mengikat residu yang dihasilkan kandungan FAME (Fatty, Acid, Methyl, Ester) pada Bio Solar.
Seperti sudah diulas sebelumnya, bahwa karakteristik residu yang dihasilkan oleh sulfur berbeda dengan yang dihasilkan oleh FAME.
Baca Juga: Sering Nenggak Bio Solar, Purging Mesin Diesel Jangan Asal Pakai Chemical, Ini Kata Ahli!
“Mungkin yang produk lokal ini formulanya dirancang menyesuaikan BBM Diesel yang ada di Indonesia, termasuk Bio Solar. Makanya residu dalam saluran bahan bakar makin terkikis.”
“Sementara produk import pastinya didevelop atau dirancang menyesuaikan bahan bakar diesel yang ada di luar negeri,” prediksi Ardi.
Dengan kata lain, residu yang terbentuk dari kandungan sulfur pada bahan bakar di Indonesia masih bisa dibersihkan oleh produk impor.
Namun untuk residu yang terbentuk dari FAME pada Bio Solar, rasanya perlu formula tambahan.
Masuk akan juga ya, kan Bio Solar hanya ada di Indonesia. Bagaimana menurut Anda?