Kendaraan Listrik Hadir, Masyarakat Butuh Edukasi, Investasi Tak Murah

Toncil - Senin, 22 November 2021 | 17:00 WIB

Investasi baterai dan kendaraan listrik masih mahal (Toncil - )

Otomotifnet.com – Enggak bisa dipungkiri saat ini berbagai macam pabrikan kendaraan berlomba-lomba menghadirkan versi listrik (Electric Vehicle, EV).

Menyikapi hal tersebut Ikatan Alumni UI (ILUNI UI) menggelar acara Forum Diskusi Salemba, ILUNI UI secara daring (20/11/2021).

“Penting bagi Indonesia untuk berperan dalam ekosistem industri kendaraan listrik. Banyak yang bisa dilakukan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk besar dan sumber daya banyak,”

Baca Juga: DP Kredit Ratusan Juta, Angsuran Hyundai IONIQ Electric Termurah Belasan Juta

“Sehingga penting untuk bisa tercipta satu ekosistem untuk membangun dan berhasilnya EV di Indonesia,” ucap Andre Rahadian, Ketua Umum ILUNI UI.

Sementara itu, disebutkan Toto Nugroho, Presiden Direktur Indonesia Battery Corporation (IBC) kalau investasi yang ditanamkan untuk baterai tidaklah murah.

“Investasi yang kita keluarkan hampir USD 15,4 miliar dan butuh waktu 3 sampai 4 tahun untuk membangun industri,”

Baca Juga: Pemilik Mobil Elektrik Hyundai Tak Perlu Khawatir Kehabisan Daya Baterai, Ada Layanan Ini!

“Keuntungannya kita, semua sudah terintegrasi jadi satu di Indonesia. Hanya nilai komersialnya yang harus dikejar yang paling optimal dan paling baik untuk Indonesia,” ungkapnya dalam acara daring tersebut.

Sementara itu, untuk Indonesia, masyarakat masih butuh edukasi lebih dalam tentang kendaraan listrik ini. Termasuk dampak penggunaannya bagi lingkungan dan ekonomi.

 

Ini diungkapkan Tri Wahono Brotosanjoyo, Director/External Affairs Team Hyundai Motor Asia Pacific.

“Kita jadi punya kesempatan untuk jadi pionir, menjadi pemain utama yang memiliki supply chain kuat dari hulu ke hilir,”

Baca Juga: Canggih Sih Fitur Hyundai Bluelink, Tapi Makan Kuota Internet Enggak Tuh?

“Mengingat di kawasan Asia Tenggara belum ada yang bergerak. Kita bisa lebih dulu,” tegasnya.

Selain itu, salah satu masalah di Indonesia yakni, masyarakat masih melihat harga kendaraan, bukan efek samping yang ditimbulkan terhadap lingkungan.