Otomotifnet.com - Buat yang pakai tensioner manual buat motor harian, bisa disimak plus minusnya berikut ini.
Seperti diketahui, tensioner manual banyak dijual di pasaran sebagai pengganti tensioner otomatis yang mayoritas digunakan di motor harian.
Namun sebelum pasang, pemilik motor wajib tahu fungsi dan kelebihan tensioner manual untuk motor kalau dibandingkan tensioner otomatis.
"Jadi tensioner manual itu biasanya dipakai di ajang balap, karena mekanik perlu ketegangan rantai keteng yang sesuai karakter mesinnya," buka Ricard Riesmala mekanik A2 Speed.
"Soalnya, kalau kendur berakibat suara berisik di blok silinder. Kalau terlalu tegang juga bikin putaran mesin berat dan kita harus cari settingan yang pas juga," lanjutnya.
Jadi batang penekan tensioner diatur sampai menekan rantai keteng sampai pas lalu dikunci pakai mur.
"Kelebihannya tensioner manual macam ini kalau misalnya dipakai harian dia umurnya panjang. Seandainya muncul suara berisik tinggal kencangkan lagi," tambah Ricard.
Baca Juga: Honda CB150R Minta Ganti Tensioner Keteng, Bagus Orisinal atau Substitusi?
"Sementara tensioner otomatis itu kalau kendur dia tidak bakal bisa diperbaiki, karena yang patah biasanya area per di dalamnya," lanjut pria yang buka di daerah Joglo, Jakarta Barat ini.
Tapi kelemahannya beberapa tipe tensioner manual juga mudah kendur tingkat kekencangannya sehingga harus sering-sering disetel.
"Biasanya tidak sampai setahun atau hitungan bulan sudah kendur dan muncul berisik, memang mengencangkannya mudah, tapi ya kalau sering-sering juga hitungannya repot," lanjutnya.
"Tensioner kendur dibiarkan bisa bikin mesin jebol karena nanti piston dan klep malah tabrakan kalau rantai ketengnya kendur," wanti Ricard.
"Selain itu tingkat kekencangan tensioner juga tidak bisa asal, kalau terlalu kencang juga selain putaran mesin berat dan disarankan dilakukan orang yang paham," tutupnya.