Mobil Tahun Tua Jangan Dipaksa Minum BBM RON Tinggi, Justru Bikin Penyakitan

Irsyaad W,Abdul Aziz Masindo - Sabtu, 1 Januari 2022 | 13:00 WIB

Ilustasi Daihatsu Taruna Bekas (Irsyaad W,Abdul Aziz Masindo - )

Otomotifnet.com - Mobil tahun tua rentang 1990 sampai 2020 jangan dipaksa minum BBM RON tinggi.

Bukannya kencang, justru bikin mesin mobil tahun tua penyakitan.

Hal ini seperti yang dijelaskan Bambang Supriadi, Head Product Improvement/EDER Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM).

Ia mengatakan, mesin mobil tahun tua umumnya memiliki kompresi rendah.

Lantas jika dipaksa menggunakan bensin oktan tinggi, memiliki dampak negatif bagi mesin.

Baca Juga: Ini Resikonya Bila Mobil Turbo bensin Sering Nenggak BBM Oktan Rendah

Dok. Auto Bild Indonesia
Mesin Daihatsu Taruna EFI

Sebab, kata dia, ada sisa bahan bakar yang tidak terbakar dengan sempura, yang kemudian mengendap dan menjadi kerak karbon di ruang pembakaran akibat rasio kompresi tidak sesuai.

"Misalnya kendaraan dengan rasio kompresi 1:10 ke atas paling efektif memakai BBM RON di atas 90," kata Bambang.

Sekedar informasi, mesin dengan kompresi 9-10 disarankan untuk memakai bahan bakar dengan oktan 90.

Sedangkan kompresi mesin 10-11 disarankan memakai bahan bakar dengan oktan dia atas 90 seperti Pertamax dengan oktan 92.

Contohnya pada Daihatsu Taruna yang memiliki kompresi mesin 9,5 yang artinya cocok untuk bahan bakar sejenis Pertalite dengan oktan 90.

Begitupun dengan Mesin Toyota berkode 4A-FE dan 7A-FE di Toyota Corolla dan mesin 5A-FE di Toyota Soluna dengan kompresi mesin 9,5.

Meski demikian, ada hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi dampak penggunaan bensin beroktan tinggi pada mesin mobil tahun tua.

Abdul Aziz masindo/Otoseken.id
Mesin 5A-FE Toyota Soluna

"Untuk kendaraan lawas bisa dilakukan setel ulang timing pengapian (menyesuaikan dengan BBM) dan menjaga kebersihan ruang bahan bakar," sarannya.

Hal serupa dikatakan Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak, Suparna yang mengatakan, penggunaan bensin paling bagus adalah yang sesuai dengan rekomendasi dari pabrikan, tidak terlalu rendah dan juga tidak terlalu tinggi.

Menggunakan bensin dengan oktan yang lebih tinggi dari yang seharusnya juga akan membuat pembakaran mesin menjadi tidak sempurna.

Baca Juga: Begini Cara Cegah Mesin Ngelitik, Lakukan Treatment Ini Tiap 10.000 Km!

"Hal ini karena BBM dengan oktan tinggi proses terbakarnya juga lebih lama. Misalnya, harusnya BBM sudah terbakar maksimal 5 derajat setelah TMA tapi ini belum terbakar," kata dia.

"Kompresinya jangan lebih rendah atau tinggi dari rekomendasi pabrik karena akan ada efeknya untuk mesin," pungkas Suparna.