Ini Resikonya Bila Mobil Turbo bensin Sering Nenggak BBM Oktan Rendah

Andhika Arthawijaya - Sabtu, 25 September 2021 | 22:40 WIB

Ilustrasi mesin Turbo pada line up Cortez CT dan Almaz (Andhika Arthawijaya - )

Otomotifnet.com – Sampai saat ini masih banyak pemilik mobil bermesin turbo bensin yang ngisi bahan bakar mobilnya tersebut pakai bahan bakar subsidi, atau yang nilai oktannya di bawah RON 92.

Dengan alasan biar lebih hemat pengeluaran, tapi ada juga yang menganggap karena rasio kompresi mesin mobilnya itu tidak tinggi.

Memang sih mesin mobil dengan turbo dirancang punya kompresi lebih rendah dibandingkan tanpa turbo alias N/A (Naturally Aspirated).

Contoh mobil terbaru Toyota-Daihatsu bermesin 1.000 cc turbo dengan kode 1KR-VET, rasio kompresinya hanya 9,5 : 1.

Begitu juga pada Wuling Cortez CT dan Almaz. Sementara untuk Honda Civic Turbo sedikit lebih tinggi, yakni 10,5 : 1.

Baca Juga: Begini Cara Cegah Akselerasi Mobil Matic Konvesional Ngelag!

Pertamina
Ilustrasi pengisian bahan bakar di SPBU Pertamina

Namun meski lebih rendah, namun mobil dengan turbo ‘haram’ loh minum bahan bakar oktan rendah.

“Karena mesin turbo akan mengalami peningkatan kompresi saat mendapat semburan udara dari turbo. Pressure udara dari perangkat turbo ke ruang bakar, otomatis meningkat cukup jauh,” jelas Ovi Sarjan yang merupakan tuner engine handal di KS Nusa Motorsport.

Ovi kembali menerangkan, misalkan sebelumnya rasio kompresinya 8,5:1, “Saat dapat boost (udara yang didorong ke ruang bakar) dari turbo sekitar 1 bar, kompresinya bisa melonjak jadi sekitar 12:1,” tambahnya.

Danang Wiratmoko, selaku Product Planning Wuling Motors Indonesia ikut menjelaskan, “Pada mesin N/A, kompresi yang dihasilkan hanya dari rasio kompresi piston. Kompresinya akan stabil seterusnya di angka tersebut.”