Enggak Maksud Jelekin, Ini Alasan Pajero Sport dan Fortuner Dianggap Mobil Pengintimidasi

Irsyaad W,Harun Rasyid - Selasa, 17 Mei 2022 | 09:30 WIB

Duel Toyota Fortuner 2.8 lawan Mitsubishi Pajero Sport 2.4 Dakar Ultimate (Irsyaad W,Harun Rasyid - )

Kemudian Toyota Yaris 2,5 persen, Kijang Innova 2,4 persen.

Serta Daihatsu Terios dan Toyota Avanza masing-masing sebesar 2 persen.

Sedangkan sisanya, responden yang tidak menjawab ada sebanyak 13,7 persen dan 20,3 persen untuk yang memberikan jawaban lainnya.

Dari hasil survei tersebut, bisa terlihat mobil berukuran besar jadi yang paling dominan dalam memberikan perasaan terintimidasi.

Namun jika dilihat dari sisi pengendara mobil tersebut, apakah ada korelasi antara jenis atau ukuran kendaraan dengan sikap arogansi atau hal lain yang bisa menimbulkan rasa terintimidasi bagi pengguna jalan lain?

Psikolog, Tika Bisono, S.Psi, M.Psi.T mengatakan, perasaan superior memang bisa muncul saat seseorang mengemudikan mobil mahal terutama dengan dimensi yang terbilang besar.

Dok. Satlantas Polres Cilegon
Ilustrasi truk tronton

"Psikologis pengemudi mobil mahal ataupun mobil yang ukurannya lebih besar dibanding kendaraan lain itu, cenderung merasa superior," ujarnya beberapa waktu lalu.

Menurut Tika, bentuk rasa superior ini yaitu pengemudi mobil mahal atau berukuran besar dapat menganggap remeh kendaraan lain terutama yang ukurannya lebih kecil.

"Tapi hal ini seharusnya bukan jadi alasan untuk merasa superior atau arogan," tuturnya.

"Sebab disiplin di jalan itu lebih penting untuk keselamatan bersama," katanya.

Tika menyebut, sikap arogan di jalan dari pengemudi mobil mahal atau berukuran besar disebabkan oleh sejumlah kesalahan.

"Sikap arogan dari pengemudi ini timbul karena kesalahan pola pikir atau mental, yang tidak cocok dengan kondisi jalan di Jakarta atau sekitarnya yang normalnya padat," ungkapnya.

Berikutnya, perasaan superior tersebut juga disebabkan oleh kurangnya tingkat disiplin terhadap rambu dan aturan lalu lintas.

"Hal ini bisa juga karena kurang disiplin dengan aturan dan rambu lalu lintas," sambung Tika.

Padahal, seharusnya sikap arogan tidak muncul ketika seseorang mengemudikan mobil mahal, berukuran besar, ataupun mobil dengan performa di atas rata-rata.

"Jika si pemilik tahu mobilnya mahal dan mesinnya kencang, seharusnya ia lebih berhati-hati mengemudi di jalan termasuk ketika mengalami insiden di jalan," imbaunya.

"Jadi seharusnya juga tidak bersikap arogan, kasar atau main hakim sendiri," tandasnya.

Baca Juga: Norak, Pajero Sport Ini Bikin Emosi Warga Medan, Sekali Ngerem Bikin Mata Pedih