Otomotifnet.com - Mitsubishi Pajero Sport dan Toyota Fortuner dapat julukan mobil pengintimidasi.
Tapi hal ini enggak maksud buat jelekin si merek ya.
Hasil ini didapat dari survei bertajuk Indeks Kebahagiaan Berkendara (IKB) 2022 dengan responden sebanyak 994 pengendara mobil dan 1.452 pengendara motor.
Survei tersebut digelar OTOMOTIF Group bersama lembaga survei KedaiKOPI beberapa waktu lalu.
Salah satu hal yang didapatkan dalam survei IKB 2022, yaitu mobil yang memberikan perasaan terintimidasi.
Adapun perasaan terintimidasi saat berkendara dinilai dapat mengurangi kebahagiaan mengemudi mobil ataupun motor di jalan.
Hasilnya untuk kategori mobil, truk dan kendaraan besar menjadi mobil yang memberikan perasaan terintimidasi terbesar dengan persentase 15 persen.
Di bawahnya ada Mitsubishi Pajero Sport dengan 14,4 persen, Toyota Fortuner sebanyak 13,2 persen dan angkutan umum dengan 6,4 persen.
Selain itu ada Toyota Alphard dengan perolehan 5 persen, Mitsubishi Xpander 3,1 persen.
Kemudian Toyota Yaris 2,5 persen, Kijang Innova 2,4 persen.
Serta Daihatsu Terios dan Toyota Avanza masing-masing sebesar 2 persen.
Sedangkan sisanya, responden yang tidak menjawab ada sebanyak 13,7 persen dan 20,3 persen untuk yang memberikan jawaban lainnya.
Dari hasil survei tersebut, bisa terlihat mobil berukuran besar jadi yang paling dominan dalam memberikan perasaan terintimidasi.
Namun jika dilihat dari sisi pengendara mobil tersebut, apakah ada korelasi antara jenis atau ukuran kendaraan dengan sikap arogansi atau hal lain yang bisa menimbulkan rasa terintimidasi bagi pengguna jalan lain?
Psikolog, Tika Bisono, S.Psi, M.Psi.T mengatakan, perasaan superior memang bisa muncul saat seseorang mengemudikan mobil mahal terutama dengan dimensi yang terbilang besar.
"Psikologis pengemudi mobil mahal ataupun mobil yang ukurannya lebih besar dibanding kendaraan lain itu, cenderung merasa superior," ujarnya beberapa waktu lalu.
Menurut Tika, bentuk rasa superior ini yaitu pengemudi mobil mahal atau berukuran besar dapat menganggap remeh kendaraan lain terutama yang ukurannya lebih kecil.
"Tapi hal ini seharusnya bukan jadi alasan untuk merasa superior atau arogan," tuturnya.
"Sebab disiplin di jalan itu lebih penting untuk keselamatan bersama," katanya.
Tika menyebut, sikap arogan di jalan dari pengemudi mobil mahal atau berukuran besar disebabkan oleh sejumlah kesalahan.
"Sikap arogan dari pengemudi ini timbul karena kesalahan pola pikir atau mental, yang tidak cocok dengan kondisi jalan di Jakarta atau sekitarnya yang normalnya padat," ungkapnya.
Berikutnya, perasaan superior tersebut juga disebabkan oleh kurangnya tingkat disiplin terhadap rambu dan aturan lalu lintas.
"Hal ini bisa juga karena kurang disiplin dengan aturan dan rambu lalu lintas," sambung Tika.
Padahal, seharusnya sikap arogan tidak muncul ketika seseorang mengemudikan mobil mahal, berukuran besar, ataupun mobil dengan performa di atas rata-rata.
"Jika si pemilik tahu mobilnya mahal dan mesinnya kencang, seharusnya ia lebih berhati-hati mengemudi di jalan termasuk ketika mengalami insiden di jalan," imbaunya.
"Jadi seharusnya juga tidak bersikap arogan, kasar atau main hakim sendiri," tandasnya.
Baca Juga: Norak, Pajero Sport Ini Bikin Emosi Warga Medan, Sekali Ngerem Bikin Mata Pedih