Desain Tol Cisumdawu Dikomen Netizen, Ahli UGM Ungkap Alasan Dibuat Berkelok

Irsyaad W - Jumat, 27 Mei 2022 | 09:45 WIB

Desain tol Cisumdawu yang dinyiniri netizen karena dibuat berkelok (Irsyaad W - )

Otomotifnet.com - Ramai komentar netizen terhadap desain tol Cisumdawu.

Disebut biaya bangun jembatan lebih murah dibanding pembebesan lahan.

Unggahan foto ini dibagikan akun Twitter @BisKota_, (23/5/22).

Dalam unggahannya, terdapat foto tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) yang berkelok.

Sekadar info, tol Cisumdawu memiliki panjang 62,60 kilometer di Jawa Barat.

Menghubungkan daerah Bandung, Sumedang dan Majalengka, Jabar.

Dalam foto unggahan itu diberi coretan garis lurus merah.

Tujuannya menunjukkan jika tol tersebut menurut si pengunggah bisa dibuat lurus saja.

Tapi faktanya, desain tol Cisumdawu dibuat berkelok dengan beberapa jembatan.

"Biaya bangun jembatan lebih murah dari pembebasan lahan kayaknya," tulis akun tersebut.

Mengomentari unggahan tersebut, Guru Besar Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada, Siti Malkhamah beri penjelasan secara ilmiah.

Jika foto tersebut merupakan sambungan jalan tol.

Twitter/@BisKota_
Unggahan desain tol Cisumdawu yang dibuat berkelok dikomentari netizen

Pembangunan sambungan tol Cisumdawu tidak dibuat lurus salah satunya karena ada permukiman warga.

"Terkait ini, jalan yang berbelok-belok agar menghubungkan berbagai permukiman dan lain-lain," terangnya.

"Sehingga hubungan sosial tetap terjaga dengan baik seperti sebelum jalan tol dibangun," kata Siti, (25/5/222).

Selain itu dalam pembangunan baik jalan tol, arteri dan arteri non-bebas hambatan, menurut Siti juga tidak boleh memiliki jalan lurus yang terlalu panjang.

Hal itu untuk menjamin keselamantan dan menjaga pengemudi untuk tidak mengantuk saat melewati jalan tersebut.

"Bagian lurus itu maksimal 2,5 menit. Nah, sesudah itu pengemudi biar fokus mengemudikan, sehingga nanti membelok dan seterusnya begitu," terangnya.

Pemilihan desain jalan dibuat berkelok-kelok, menurut Siti juga mempertimbangkan medan.

Selain itu juga bisa karena pertimbangan teknis teknologi yang sulit atau bahkan untuk menghindari biaya yang mahal.

Sehingga trase jalan alinyemen horisontal (kapan lurus, kapan belok) dirancang untuk memenuhi aspek teknis, lingkungan, dan ekonomi.

"Jadi secara praktis itu ada tiga, ada tiga variabel mengapa dipilih jalan itu (dibuat) membelak-membelok," ujar Siti.

Pihak pembangun jalan juga memperhitungkan kecepatan maksimum kendaraan ketika melintasi kelokan tersebut.

Tak jarang ketika di belokan jalan terdapat rambu-rambu peringatan mengenai batas maksimum kecepatan.

"Ketika menikung itu keseimbangan kita kan seolah merasa terlempar ke luar, itu gaya sentrifugal, nah itu kan diimbangi oleh gaya gesekan (side friction)," tuturnya.

"Nah side friction itu ketika hujan akan berkurang, sehingga hati-hati ketika hujan, itu kurangi kecepatan," tandas Siti.

Baca Juga: Satker Tol Cisumdawu Persilahkan Warga Kalau Mau Komplain Soal Proyek, Tapi Jangan Berkemah

Sumber: https://www.kompas.com/tren/read/2022/05/26/120000565/kenapa-jalan-tol-cisumdawu-dibuat-berkelok-dan-tidak-lurus-ini-kata-ahli?page=all