Otomotifnet.com - Bos tim Suzuki Ecstar, menjelaskan kalau Alberto Puig jadi salah satu penyebab situasi buruk yang kini dialami Marc Marquez dan Honda.
Menurut Bos tim Suzuki Ecstar, Livio Suppo, keputusan-keputusan Alberto Puig secara tidak langsung malah membuat cedera Marc Marquez semakin panjang.
Usai crash di MotoGP Spanyol 2020, Marc Marquez langsung kembali tampil di atas Honda RC213V empat hari setelah menjalani operasi tulang humerus kanannya.
Tindakan Marc Marquez ini awalnya mengundang kekaguman, namun tak lama akhirnya malah menjadi malapetaka karena sang juara harus menepi dari trek hingga akhir musim 2020.
Sejak awal, seharusnya tak ada kejadian Marc Marquez kembali balapan dalam empat hari setelah menjalani operasi tulang.
Buktinya Marc Marquez harus menjalani cedera panjang dan harus naik ke meja operasi berkali-kali meski sempat tampil lagi di musim 2021 dan awal 2022.
Ada beberapa dokter yang patut disalahkan, Marc Marquez pun patut disalahkan karena terlalu berani, tapi Livio Suppo menilai Alberto Puig juga memegang peran penting dalam hal ini.
"Jika itu pasienku, tanpa alasan penting pun aku akan membiarkannya latihan seperti Marc. Tapi yang sulit adalah menangani atlet papan atas. Apalagi kau adalah manajer tim," ujar Suppo dilansir dari Todocircuito.
Menurut Livio Suppo, Alberto Puig terlalu dekat dengan Marc Marquez secara personal.
Hal itu membuat Puig terlalu percaya kepada sang pembalap, padahal dia yang seharusnya menghalangi Marc Marquez saat memaksakan tampil balapan.
"Di Honda dan Ducati, aku mencoba mengatur bahwa tim itu adalah milikku, aku pemilik tim bukannya direktur atau manajer atau nama apapun yang mereka pakai menggambarkanku," ungkap Suppo.
"Kau tak boleh berteman baik dengan pembalap. Kupikir sebagai manajer kau harus mencari keseimbangan antara hubungan bagus dan persahabatan. Karena cepat atau lambat, pabrikan akan membuat perubahan dan persahabatan membuatnya semakin sulit," jelasnya.
Selama pengalamannya menangani Casey Stoner di Ducati ataupun Honda, Livio Suppo merasa harus tetap menjaga jarak.
Begitu pula saat menangani Marc Marquez sebelum kursi bos tim Repsol Honda dilepas ke Puig pada akhir 2017 silam.
"Jika aku masih di Honda, aku akan melakukan apapun untuk menghalangi Marc Marquez kembali ke Jerez sepekan setelah insidennya," sambungnya.
"Ketika kudengar dia kembali, kupikir itu keputusan gila. Aku akan bilang kesehatannya adalah yang utama. Jadi dari luar sulit memahami kenapa mereka membiarkannya kembali balapan," jelasnya.
Baca Juga: MotoGP Lagi Libur, Johann Zarco Bukan Liburan Malah Penuh Aktivitas, Gak Ada Capeknya