Otomotifnet.com - Busi iridium dikenal sebagai busi performa tinggi dan bahkan bisa meningkatkan responsifitas mesin.
Tak kaget kalau banyak orang yang menggunakan busi iridium pada kendaraannya dengan asumsi performa mesin bisa meningkat.
"Padahal belum tentu, karena tidak semua mesin cocok dengan busi iridium," buka William Kurniawan dari bengkel mesin One Second Faster, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Menurut Willy, sapaannya, busi iridium sejatinya hanya cocok digunakan pada mesin berkompresi tinggi.
"Atau mesin yang standarnya sudah dilengkapi turbocharger atau perangkat forced induction lainnya," jelasnya lagi.
Hal sebaliknya terjadi jika busi dingin ini diaplikasikan ke mesin dengan kompresi rendah.
"Yang ada malah bikin umur busi jadi pendek, banyak ditemukan busi iridium sudah mati sebelum umur pakainya berakhir," terang Willy lagi.
Willy menambahkan busi iridium berguna ketika mesin dengan rasio kompresi tinggi, sedang melakukan langkah kompresi di ruang bakar.
"Karena ketika sedang kompresi, di dalam ruang bakar ibaratnya seperti badai yang kuat," bebernya.
"Kalau si busi ini enggak sanggup hasilin lompatan listrik yang kuat, malah bikin missfiring, enggak kebakar," urai Willy.
Di sinilah peran busi iridium dibutuhkan agar mampu menghasilkan lompatan listrik yang besar dan stabil.
"Oh iya, api pada busi itu sebenarnya listrik, lompatan listrik," koreksi Willy.
Tapi bila mesin standar tidak tinggi performanya, "Ya cukup gunakan busi yang sesuai anjuran pabrik saja, itu sudah paling efektif," ujarnya.
"Dan tentunya lebih hemat biaya, karena kalau pakai busi iridium asli sangat mahal harganya," pungkas Willy.
Baca Juga: Busi Mobkas Retak Jangan Dipakai Terusan, Mesin Jadi Korbannya