Istilah-istilah ini bisa berbeda pada tiap merek, tetapi secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok besar, yakni full sintetis, semi sintetis dan mineral.
Berikutnya dengan memperhatikan keterangan data produk di botol kemasan.
Biasanya tipe mineral akan tercantum informasi seperti Solvent Extraction, Hydro processed.
Sementara untuk tipe sintetis akan tercantum informasi seperti PAO atau Ester, Diester dan lain-lain.
"Bisa juga dengan mengecek typical data sheet dengan melihat indeks viskositas yang ditunjukkan dengan keterangan seperti angka >120 untuk tipe sintetis," terang Brahma Putra Mahayana, Technical specialist PT Pertamina Lubricants, (3/6/22).
"Sementara kalau oli mineral antara 90-120," jelasnya.
Adapun Index viskositas sendiri bukanlah angka SAE seperti 0W-20, 10W-40.
Selain itu, Brahma juga memberikan saran sebelum memilih antara oli mineral, oli semi-sintetis atau oli sintetis.
Cek dulu rekomendasi oli yang digunakan dari pabrikan kendaraan.
"Biasanya hanya tertera pada data sheet apabila konsumen meminta ke produsen, tidak dicantumkan dalam kemasan," tutup Brahma.
Baca Juga: Oli Mesin Fully Synthetic, Ternyata Belum Tentu 100% Full Sintetik!