Tri menggambarkan, dalam alat metode uji tersebut terdapat sebuah wadah tertutup.
BBM dimasukkan ke wadah tersebut dan dipanaskan dalam suhu tertentu selama periode waktu yang ditentukan.
Pada bagian atas wadah terdapat jalur aliran penguapan.
"Selama dipanaskan bahan bakar menghasilkan tekanan uap dan naik menuju jalur di atas itu," terang Tri.
Di jalur aliran penguapan tersebut terdapat sensor yang mendeteksi besaran tekanan uap dalam satuan kilopaskal (kPa).
Semakin besar kPa yang melewati jalur aliran tersebut maka bisa diartikan BBM mudah menguap.
"Kalau kPa-nya kecil berarti bahan bakar cenderung padat dan bisa sulit terbakar," jelas Tri.
Untuk itu seperti Pertalite punya batasan tekanan uap 45 kPa hingga 69 kPa sesuai Kepdirjen Migas No. 0486.K/10/DJM.S/2017.
"Batasan ini menentukan kecocokan bahan bakar terhadap kompresi pembakaran terhadap penguapan," simpul Tri.
Baca Juga: Lemigas Buktikan Isu Pertalite Mudah Menguap, Ada Temuan Fakta Ini