Otomotifnet.com - Hasil investigasi tragedi truk tangki Pertamina di Cibubur diungkap Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Kecelakaan ini diketahui merenggut 10 korban jiwa, 5 orang luka berat, dan 1 orang luka ringan.
Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan mengatakan, pihaknya telah mendapatkan keterangan resmi dari sopir terkait kecelakaan beruntun tersebut melalui Polres Bekasi.
Ia mengatakan, saat keluar dari Gerbang Tol Cibubur, sopir merasakan gangguan pada sistem rem.
Saat itu, perseneling kendaraan di posisi 5.
Kemudian, sopir berpindah lajur dari lajur cepat ke lajur lambat dan mencoba melakukan pengereman berkali-kali namun gagal.
"Tindakan sopir berpindah ke lajur lambat saat merasakan kesulitan melakukan pengereman sudah tepat untuk meminimalisir dampak jika terjadi sesuatu yang buruk," kata Wildan dalam konferensi pers secara virtual (18/10/2022).
Wildan mengatakan, saat truk tangki menabrak dua mobil penumpang dan kendaraan tak berhenti, sopir mengalami kepanikan luar biasa karena muatan yang dibawa adalah BBM yang mudah terbakar.
"Sementara sebelah kiri adalah trotoar cukup tinggi yang jika dibanting ke kiri berisiko kendaraan terguling dan bisa terjadi ledakan," ujarnya.
Wildan mengatakan, tindakan sopir yang mengarahkan kemudi ke lajur cepat untuk dapat terlepas dari dua mobil penumpang yang ditabraknya berdampak lebih buruk.
Hal ini, kata dia, menyebabkan lebih banyak banyak kendaraan yang ditabrak termasuk beberapa sepeda motor yang sedang menunggu lampu lalu lintas berwarna merah.
"Berdasarkan hasil investigasi dan analisis dapat disimpulkan bahwa penyebab terjadinya kecelakaan beruntun ini adalah truk tangki mengalami kegagalan pengereman," tuturnya.
Wildan menjelaskan, kegagalan rem ini terjadi karena persediaan udara tekan di tabung berada di bawah ambang batas sehingga tidak cukup kuat untuk melakukan pengereman.
Ia melanjutkan, penurunan udara tekan dipicu dua hal yaitu adanya kebocoran pada solenoid valve klakson tambahan dan travel stroke kampas rem.
"Resultante dua hal ini memaksa pengemudi melakukan pengereman berulang kali saat menghadapi gangguan lalu lintas karena rem tidak pakem dan mempercepat berkurangnya angin pada tabung angin," ucapnya.
Baca Juga: Syok, KNKT Sebut Tragedi Maut Truk Pertamina Cibubur Gegara Klakson Telolet