Menurut Surono, tenaga pendidik di sekolah itu telah mengetahui jika sekolah tersebut kena terjang tol.
Adapun untuk tempat pemakaman umum, lanjut dia juga sudah dikoordinasikan dengan para keluarga.
Secara umum mendukung pembangunan proyek tol.
"Kalau makam kena tol sebenarnya sebagian, namun saya minta semuanya saja dipindahkan," ucapnya.
Kepala Seksi (Kasi) Pengadaan Tanah, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Klaten, Sulistiyono, mengatakan jika Desa Dompyongan merupakan desa kedua yang paling terdampak pembangunan proyek tol di Klaten.
Desa pertama adalah Desa Joton yang paling terdampak proyek itu.
"Total di desa ini terdapat 317 bidang tanah warga dan tanah kas desa yang kena pembangunan jalan Tol Yogyakarta-Solo," ujarnya pada TribunJogja.com, Kamis (27/10/2022).
Menurut dia, nilai ganti kerugian yang akan diterima oleh pemilik 317 bidang tanah itu sekitar Rp 300 miliar.
"Alhamdulillah proses musyawarah ganti kerugian di desa ini berjalan lancar hampir 99 persen warga yang tanahnya kena tol setuju dengan bentuk nilai ganti rugi yang dimusyawarahkan," ucapnya.
Ia menjelaskan, di Desa Dompyongan tersebut nantinya akan dibangun simpang susun untuk exit tol Prambanan.
"Sebagian posisinya di Dompyongan dan lainnya di Desa Joton. Itu untuk exit tol Prambanan," imbuhnya.
Baca Juga: Kisah Menyayat Hati Proyek Tol Solo-Jogja, Rumah Lansia Ini Tergusur Tanpa UGR