Lebih Awet Mana Aki Kering vs Aki Basah? Begini Kata Pabrikan

Andhika Arthawijaya - Jumat, 13 Januari 2023 | 23:30 WIB

Ilustrasi aki basah buatan lokal berlabel Massiv (Andhika Arthawijaya - )

Otomotifnet.com – Pertanyaan kayak di judul hingga saat ini masih sering dilontarkan pemilik mobil.

Ada yang menceritakan pengalamannya kalau pakai aki basah, umur pakainya bisa dua kali lipat aki kering.

“Kenyataannya sudah pakai dari 2018 di mobil saya, sampai sekarang akinya masih tokcer,” sebut Andra, pembesut Suzuki Ertiga keluaran 2017 asal Depok, Jawa Barat.

Artinya usia pakai aki basah di mobil Andra sudah berjalan 5 tahun.

Hal tersebut diakui Satriawan Agung Prabowo, Corporate Public Relation PT Wacana Prima Sentosa, produsen aki merek Massiv.

Baca Juga: Jangan Dilepas, Ini Yang Bikin Life Time Aki Mobil Lebih Awet & Terhindar Dari Resiko Meledak

“Aki basah memang cenderung lebih awet dibanding aki kering,” bilang pria yang lebih suka disapa dengan nama Tumenggung ini.

Oiya, menurut Tumenggung, sebenarnya di industri baterai, pabrikan menyebut aki basah itu justru sebagai aki kering atau dry cell.

“Itu karena saat keluar dari pabrik ke toko, sel akinya belum diisi cairan elektrolit. Dengan kata lain akinya masih kering,” jelasnya.

Baru kemudian ketika dibeli oleh konsumen, lanjutnya, aki tersebut diisi dengan cairan elektrolit untuk siap digunakan.

Ilustrasi sel aki mobil

“Sejak pengisian cairan elektrolit tersebut lah usia pakai aki tersebut baru dihitung awal,” terang Tumenggung.

Itu lah sebabnya kenapa aki basah atau dry cell untuk istilah pabrikan umur pakainya cenderung lebih lama.

Sementara yang sering kita sebut aki kering atau MF (Maintenance Free), justru oleh pabrikan dibilang wet cell atau aki basah.

"Karena sel aki sudah terisi cairan elektrolit saat keluar dari pabrik. Dari situ umur pakainya sudah berjalan," bebernya lagi.

Baca Juga: Siapa Baru Tahu? Aki Buat Mobil Bensin dan Diesel Ternyata Beda

Radityo Herdianto / GridOto.com
Jenis Aki Kering (kiri) dan Aki Basah Untuk Mobil

Jadi, walau sudah didistribusi ke toko, selama aki tersebut belum dibeli oleh konsumen, “argonya” alias usia pakainya kata Tumenggung terus bergulir.

Dari waktu pengiriman sampai penyimpanan di toko inilah yang menjadi selisih waktu usia pakai aki kering lebih cepat dari aki basah.

Selain itu, aki MF ini cairannya tidak bisa ditambah bilang berkurang seiring pemakaian kendaraan.

“Begitu cairan elektrolitnya habis, ya selesai sudah kerjanya. Mesti ganti baru,” tukasnya.

Sementara aki basah (sebutan umum) bisa ditambah jika volume air akinya berkurang, makanya usia pakainya bisa lebih panjang.

Tapi keunggulan aki MF, pemilik mobil tak perlu repot-repot ngecek dan menambahkan air aki.

“Namun tetap perlu perawatan, seperti memeriksa tegangan aki secara berkala. Biar nantinya tidak ada kendala saat mobil digunakan,” tutupnya.