Maka dari itu, untuk liburnya diatur sendiri dari sopir dengan mengajukan request absen.
Namun, lantaran ada target bulanan dan target harian, Ali dan rekannya kerap bekerja lebih dari 24 hari dalam sebulan.
Hal ini untuk menutupi kekurangan dari target setoran.
Target bulanan setiap sopir harus mencapai argo Rp 20 juta, paling rendah Rp 15 juta dan dalam sebulan diminta kerja 24 hari.
Kalau ini tercapai maka bonus bulanan bertahan.
Namun, jika target tersebut tidak terpenuhi maka bonus bulanan tersebut tidak akan didapat.
"Maka dari itu, saya liburnya seminggu sekali, saya biasanya mintanya libur Minggu. Ini sopir sendiri yang mengajukan," kata Ali.
Ali menjelaskan, pada saat mangkal, meski sopir taksi telah melakukan presensi harian, tidak akan dihitung kerja bila target harian tidak terpenuhi.
Untuk target harian argo sopir taksi adalah Rp 700.000 per hari, kalau tidak sampai jumlah itu, tidak dihitung kerja.
Dari target harian tersebut, kalau ditotal hanya menyentuh Rp 15 juta per bulan, akan mendapatkan bonus bulanan Rp 500.000.
Jika totalnya makin meningkat maka bonus yang didapat sopir akan meningkat.
"Kalau sampai Rp 20 juta, bonusnya Rp 1,7 per bulan. Ditambah bonus kerja harian Rp 800.000 kalau bisa 24 hari kerja dengan target harian terpenuhi," bebernya.
"Namun, untuk mencapai itu kan berat," tandas Ali.
Baca Juga: Gaji Sopir Taksi Bluebird Bukan Bulanan, Perusahaan Minta Model Begini