Otomotifnet.com - Turbocharger memang solusi paling cepat dalam mengail performa mesin diesel.
Namun ingat, tidak bisa sembarang aplikasi perangkat turbonya.
Hal itu pernah disampaikan Theodorus Suryajaya, punggawa Rev Enginering di Jl. Arteri Kedoya, Jakarta Barat.
“Pemilihan turbo harus benar-benar presisi, karena kalau terlalu besar, maka akan terjadi turbo lag, alias seperti nahan sesaat,” jelas Teddy, sapaan akrabnya.
tubroBaca Juga: Begini Cara Merawat Turbo Mobil Diesel Maupun Bensin Biar Awet
Sebaliknya jika terlampu kecil, lanjutnya, maka performanya tak akan maksimal.
Untuk itu, ia menyarankan saat memilih perangkat turbo, cermati dulu spesifikasi turbo tersebut. Jangan asal main comot.
“Contohnya turbo mesn bensin dipakai di diesel atau sebaliknya, kan secara putaran mesin saja berbeda,” paparnya.
Ia lantas menjelaskan bahwa putaran mesin bensin rata-rata bisa sampai 7 ribuan rpm, sedangkan diesel hanya 4 ribuan rpm.
“Otomatis proses pemapatan udara yang diambil dari knalpot, juga akan berbeda tekanannya,” tukas Teddy.
Selain turbo, pemilihan nosel injector untuk mesin diesel yang telah diupgrade turbonya, juga sangat penting.
“Kemampuan injector untuk menyemprotkan bahan bakar harus disesuaikan dengan kemampuan turbo dan boost yang digunakan.”
“Jika terlalu kecil maka akan terlalu lean dan berisiko membuat mesin jebol,” wantinya.
Misal dipilih nosel 50% tapi cuma 1,8 bar, “Begitu mesin digeber, kayak tukang sate asap pada keluar dari kanlpot,” pungkasnya.