Sejumlah upaya yang dia lakukan untuk menarik lebih banyak pendaftar yaitu memberikan brosur, membagikan dua paket seragam (merah-putih dan pramuka) ke warga-warga sekitar.
Tawaran lain yang Ika ungkapkan yaitu fasilitas mobil antar-jemput siswa berbasis Suzuki Carry.
Dia membeli Suzuki Carry tersebut khusus untuk fasilitas sekolah.
Carry itu, lanjut Ika, dibeli menggunakan uang pribadinya hasil menjual motor.
Ika mengaku merasa kasihan melihat para siswa sebelumnya berangkat-pulang sekolah berjalan kaki melewati persawahan ditambah jarak yang cukup jauh.
"Sebelumnya anak-anak pulang sekolah harus melewati persawahan yang kalau hujan itu berbahaya bagi mereka," terangnya.
"Sedangkan jika tidak hujan, mereka malah main dulu di sawah sehingga mengkhawatirkan orangtua," imbuh Ika.
Mengutip Tribunjateng.com dari hasil pantauan langsung, penjaga sekolah yang mengemudikan mobil antar-jemput itu harus melakukan dua kali perjalanan agar bisa mengakomodir seluruh siswa yang menumpang karena keterbatasan kapasitas.
Sebelum para peserta didik pulang dan bergegas menuju mobil, mereka menyalami dan berpamitan ke para guru di sekolahan tersebut.
Para siswa cukup membayar Rp 2.000 dan akan diantarkan atau dijemput dari sekolah ke rumah atau sebaliknya.
Menurut Ika, satu di antara fasilitas tersebutlah yang bisa ditawarkan ke para orangtua atau warga agar mereka bisa percaya dengan pihak sekolah dan merasa aman.
Baca Juga: Bayar Pajak dan Urus Surat Kendaraan Makin Mudah, Ada Aplikasi Antar Jemput Dokumen