Otomotifnet.com - Suzuki Carry hitam satu ini biar butut tapi punya manfaat.
Jasanya besar bagi murid-murid SD Negeri Sugihan 03 Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Lantaran direlakan pemiliknya jadi mobil antar-jemput para murid-murid SD tersebut.
Diketahui, Suzuki Carry tersebut ternyata milik Kepala Sekolah SD Negeri Sugihan 03 itu sendiri bernama Septina Ika Kadarsih.
Namun menyedihkan, SD Negeri Sugihan 03 yang dipimpinnya mengalami kekurangan murid.
Pada masa pendaftaran tahun ajaran 2023 ini, siswa pendaftar atau calon murid di sana masih sebanyak enam orang.
Bahkan, pada 2022 lalu, sekolah yang hanya memiliki masing-masing satu ruangan tiap kelasnya tersebut tidak mendapatkan pendaftar sama sekali.
Ika sapaan akrabnya mengatakan, sejumlah penyebab kurangnya minat orangtua untuk menyekolahkan anaknya di sana yaitu letak sekolahan yang jauh dari permukiman, medan jalan yang rusak serta adanya pilihan sekolah lain, yaitu sekolah swasta.
"Lokasi sekolah kami berada di tengah sawah, ditambah akses jalan yang rusak, sehingga perlu ada upaya-upaya untuk mengatasi kekurangan tersebut," ungkap Ika, (10/6/23).
Sejumlah upaya yang dia lakukan untuk menarik lebih banyak pendaftar yaitu memberikan brosur, membagikan dua paket seragam (merah-putih dan pramuka) ke warga-warga sekitar.
Tawaran lain yang Ika ungkapkan yaitu fasilitas mobil antar-jemput siswa berbasis Suzuki Carry.
Dia membeli Suzuki Carry tersebut khusus untuk fasilitas sekolah.
Carry itu, lanjut Ika, dibeli menggunakan uang pribadinya hasil menjual motor.
Ika mengaku merasa kasihan melihat para siswa sebelumnya berangkat-pulang sekolah berjalan kaki melewati persawahan ditambah jarak yang cukup jauh.
"Sebelumnya anak-anak pulang sekolah harus melewati persawahan yang kalau hujan itu berbahaya bagi mereka," terangnya.
"Sedangkan jika tidak hujan, mereka malah main dulu di sawah sehingga mengkhawatirkan orangtua," imbuh Ika.
Mengutip Tribunjateng.com dari hasil pantauan langsung, penjaga sekolah yang mengemudikan mobil antar-jemput itu harus melakukan dua kali perjalanan agar bisa mengakomodir seluruh siswa yang menumpang karena keterbatasan kapasitas.
Sebelum para peserta didik pulang dan bergegas menuju mobil, mereka menyalami dan berpamitan ke para guru di sekolahan tersebut.
Para siswa cukup membayar Rp 2.000 dan akan diantarkan atau dijemput dari sekolah ke rumah atau sebaliknya.
Menurut Ika, satu di antara fasilitas tersebutlah yang bisa ditawarkan ke para orangtua atau warga agar mereka bisa percaya dengan pihak sekolah dan merasa aman.
Baca Juga: Bayar Pajak dan Urus Surat Kendaraan Makin Mudah, Ada Aplikasi Antar Jemput Dokumen