Pertimbangan itu disampaikan berdasarkan data laporan jumlah pengguna motor di Indonesia pada 2022, yang angkanya sangat besar.
“Secara demand, kendaraan roda dua di Indonesia terjual sebanyak 5,4 juta unit di tahun 2022, terbanyak di dunia. Ini membuktikan masih tingginya minat masyarakat terhadap motor konvensional,” katanya.
Untuk mentransformasi minat tersebut ke arah kendaraan listrik, Pemerintah sebaiknya berfokus pada pengembangan infrastruktur terlebih dahulu, khususnya pada layanan SPKLU dan swap baterai.
“Jika industri pokok (kendaraan listrik) sudah berkembang, program konversi bisa masuk tanpa perlu mengkhawatirkan resiko akan rendahnya minat,” ucapnya.
Untuk diketahui, Kementerian ESDM sendiri menargetkan suksesi produksi motor listrik konversi sebanyak 50.000 unit hingga akhir tahun 2023, dan 150.000 unit di tahun 2024.
Namun realita sejauh ini, unit motor yang berhasil dikonversi baru sebanyak 3.400 unit, berdasarkan keterangan Menteri ESDM.
Baca Juga: Gak Nyangka, Semurah Ini Biaya Pengurusan STNK Motor Listrik Konversi