Pemerintah Putar Otak, Siapin Rencana Pertamax Sekelas Sama Pertalite

Ferdian - Selasa, 29 Agustus 2023 | 15:30 WIB

Pemerintah siapkan rencana Pertamax bakal masuk BBM subsidi seperti Pertalite (Ferdian - )

Otomotifnet.com - Pemerintah putar otak atasi polusi, siapkan wacana ubah Pertamax jadi BBM subsidi dan sekelas dengan Pertalite.

Hal ini dilakukan karena Pertamax punya kadar emisi yang rendah.

Salah satu alasan dari rencana pemerintah tersebut adalah demi mengurangi polusi udara yang belakangan makin parah.

Nantinya penyaluran BBM jenis Pertalite akan dibatasi.

Pertalite sebelumnya adalah jenis BBM Ron 90 bersubsidi yang sekarang paling banyak digunakan oleh masyarakat.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan pembahasan secara internal mengenai hal itu telah dilakukan untuk kemudian dibawa dalam Rapat Terbatas Kabinet di Istana Negara, Jakarta (28/8).

"Sedang dibahas ditunggu saja ya," katanya.

Alasan dipilihnya BBM Pertamax masuk dalam daftar pemberian subsidi kata Dadan lantaran pembuangan emisinya lebih sedikit.

Hal itu juga sebagai langkah dan upaya guna mengurangi polusi udara.

"Kan secara teknis makin tinggi angka oktan BBM, pembakarannya makin bagus. Kalau pembakaran makin bagus, emisi akan semakin sedikit. Jadi kita lagi lihat juga, apakah bisa dilakukan upaya untuk peningkatan angka oktan untuk bahan bakar," tuturnya.

Dalam rapat terbatas kabinet di Istana Negara, Jakarta Presiden Joko Widodo(Jokowi) memang tidak secara gamblang menyebut Pertamax bakal menjadi BBM bersubsidi.

Ia hanya meminta kementerian dan lembaga terkait untuk memfokuskan kinerja pada perbaikan kualitas udara di Jakarta.

"Pak presiden menegaskan untuk semua memfokuskan pada kegiatan penanganan pengendalian polusi udara ini karena ini menyangkut kesehatan," ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya usai rapat.

Rapat yang juga dihadiri Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri PAB/RB Azwar Anas, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto dan Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono tersebut disebutkan bahwa pencemaran udara di Jakarta mayoritas disebabkan oleh kendaraan bermotor.

Sejumlah 44 persen sumber penyebab menurunnya kualitas udara di Ibu kota adalah emisi dari kendaraan.

"Tadi dikonfirmasi kembali bahwa angka-angka yang dilihat sebagai sumber pencemaran ataupun penurunan kualitas udara Jabodetabek, 44 persen kendaraan sisanya lain-lain,"katanya.

Presiden Jokowi kata Siti meminta kementerian dan lembaga untuk tegas dalam menerapkan kebijakan di lapangan dalam memperbaiki kualitas udara di Jakarta.

Presiden juga meminta cara-cara yang digunakan berlandaskan kesehatan.

"Jadi cara-cara penyelesaian harus dasar kesehatan. semua kementerian dan lembaga diminta tegas dalam langkah, dalam kebijakan dan dalam operasi lapangan," pungkasnya.

Terpisah, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga PT Pertamina(Persero), Irto Ginting menyebut pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pemerintah terkait rencana BBM Ron 92 atau Pertamax mendapat subsidi.

"Pertamina Patra Niaga selaku operator akan berkomitmen menjalankan kebijakan penyaluran BBM penugasan dan subsidi sesuai dengan regulasi yang ditetapkan pemerintah," ujar Irto.

Sementara itu Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menyerahkan sepenuhnya keputusan tersebut kepada Kementerian ESDM selaku regulator.

"Kewenangan berada di tangan pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM," kata Fadjar.

Diketahui, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) terus menggenjot produk-produk olahan kilang berkualitas dan lebih ramah lingkungan.

Kilang Cilacap dengan Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC) dan Kilang Balongan dengan proyek Kilang Langit Biru Balongan (KLBB) memasok BBM berkualitas untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Kilang Cilacap melalui PLBC yang selesai di tahun 2019 menghasilkan produk gasoline dengan kandungan sulfur setara EURO IV yang sebelumnya hanya dapat memproduksi gasoline dengan kandungan sulfur setara EURO II.

Dengan kualitas setara EURO IV tersebut, kandungan Sulfur pada sebagian BBM produksi kilang Cilacap berada di bawah 50 ppm dari sebelumnya sebesar 150-300 ppm.

Adapun produk-produk yang dihasilkan di Kilang Cilacap yakni Solar, Pertamax, Pertalite, Pertamina Turbo, Pertamina Dex, produk Petrokimia, lube base.

Produk BBM dan LPG dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan BBM di area Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.

Kapasitas pengolahan kilang Cilacap saat ini merupakan yang terbesar di Indonesia yaitu 348 KPBD (ribu barel per hari).

Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman, menjelaskan, Kilang Cilacap telah menyelesaikan Tahap I proyek Green Refinery pada Februari 2022 lalu.

Dengan selesainya Tahap I tersebut, Kilang Cilacap telah dapat memproduksi produk yang lebih ramah lingkungan yakni Green Diesel dengan kandungan sulfur setara Euro V dengan kapasitas produksi 2500 BPD.

itu, dari unit yang sama, Kilang Cilacap saat ini juga telah berhasil memproduksi Sustainable Aviation Fuel (SAF).

Baca Juga: Gudang Licik Ini Produksi Berton-ton Pertamax Palsu, 1 Dus Bahan Kimia Pengoplos Jadi Bukti

Sumber: https://jateng.tribunnews.com/2023/08/29/pertamax-direncanakan-jadi-bbm-bersubsidipasokan-pertalite-bakal-dikurangi?page=all