"Paling terasa filter penyaring bensin itu jadi lebih cepat kotor diganti dibanding ketika menggunakan Pertamina Dex seharusnya alarm filter itu nyala 1 tahun sekali ketika pakai Biosolar 6 bulan alarm filternya sudah menyala," sambungnya.
Maka dari itu, Silvy mengaku selalu melakukan perawatan berkala dengan sering mengganti filter solar agar performa mesin tetap prima.
Hal senada juga diungkapkan Arga Sitepu asal Jakarta Barat ini juga beralih dari Dexlite ke Biosolar untuk Toyota Kijang Innova Reborn diesel 2016 miliknya.
"Awalnya pakai Dexlite, terkadang pakai Pertamina Dex, tapi karena harganya semakin mahal, jadi turun ke Biosolar," ucapnya.
"Setelah ganti ke Biosolar, perbedaan yang terasa cukup signifikan, terutama di performa," kata Arga.
Selain dari sisi tenaga, menurut Arga, penggantian konsumsi BBM tersebut juga berpengaruh pada konsumsi bahan bakar yang menjadi lebih boros.
"Ketika pakai Dexlite atau Pertamina Dex, konsumsi BBM bisa tembus 1:15 dalam kota, luar kota 1:17," ungkapnya.
"Tapi pakai Biosolar, konsumsi BBM dalam kota 1:11, luar kota 1:13. Ketika pakai Biosolar, gas buang juga jadi lebih 'ngebul' karena Biosolar masih mengandung kandungan sulfur yang cukup tinggi," ucap Arga.
Sama halnya dengan Silvy, untuk menjaga performa mesin diesel agar tetap optimal dirinya juga rajin melakukan perawatan dan mengganti filter bahan bakar.
"Ketika pakai Dexlite atau Pertamina Dex, filter solar saya ganti setiap 20.000 km, jadi 2 kali ganti oli, ganti filter solar. Saat pakai Biosolar, ganti filter solar nya per 10.000 km, jadi setiap ganti oli, langsung ganti filter oli dan filter solar," ujar Arga.
Tak hanya mengganti filter solar, Arga juga mengatakan mempercepat proses purging.
"Ketika pakai Dexlite atau Pertamina Dex purging tiap 40.000 Km, pakai bio solar jadi setiap 20.000 Km," terangnya.
"Memang biaya yang dibutuhkan lebih besar ketika degradasi BBM ke Biosolar, tapi perlakuan tersebut dibutuhkan agar kondisi mesin tetap fit," kata Arga.
Sementara itu, Kepala Bengkel Toyota Nasmoco Majapahit Semarang, Bambang Sri Haryanto mengatakan, penggunaan mesin commonrail yang menenggak BBM Biosolar memang disarankan agar lebih sering melakukan purging dan membersihkan saluran injektor.
"Kotoran dan kadar sulfur Biosolar sangat tinggi dengan Cetane Number (CN) 48, saluran injektor bisa lebih gampang tersumbat," ucap Bambang.
Baca Juga: Kenapa Harga Terbaru Pertamax Cs Jadi Selangit? Naik Sampai Rp 2.550 Per Liter