Otomotifnet.com – Catalytic converter yang ada di knalpot, berfungsi untuk menekan zat beracun pada gas hasil pembakaran.
Bentuknya yang seperti sarang tawon, memungkinkan komponen ini seiring pemakaian kendaraan, mengalami penyumbatan, bahkan rusak atau rotok.
“Bisanya yang menyebabkan catalytic converter cepat rusak akibat pemakaian bahan bakar yang tidak sesuai,” beber Sumarno Andi, punggawa Masmun Sukses Motor di Solo, Jawa Tengah, yang pernah jadi trainer mekanik di salah satu pabrikan mobil Jepang.
Bahan bakar yang tidak sesuai atau kualitasnya rendah, dapat mempercepat munculnya deposit carbon, yang lama-lama akan menyumbat catalytic converter.
Baca Juga: Catalytic Converter Mobil Bisa Rontok Bila Sering Konsumsi BBM Jelek, Ciri-Cirinya Begini!
Nah, ketika catalytic converter mengalami penyumbatan, lalu mobil digeber pada putaran mesin tinggi, bisa membuat catalytic converter jadi merah membara, lalu lama-lama rusak bahkan rontok.
Seperti yang dialami Boy pada Suzuki Karimun Wagon R keluaran 2014, “Iya waktu itu pas lagi lari di kecepatan tinggi, mendadak mesin ngeden, lalu mati,” tuturnya.
Ketika dicek, ternyata akibat catalytic converternya rontok, lalu menyumbat resonator.
Dan sialnya, ketika mobilnya tersebut diuji emisinya di bengkel Suzuki Sumber Baru Aneka Mobil (SBAM) Pondok Gede, Jakarta Timur, hasilnya tidak lolos lantaran kadar HC-nya (Hydrocarbon) terlalu tinggi.
Mau tak mau ia harus mengganti catalytic converter baru agar emisi gas buangnya bisa kembali ramah lingkungan.
Oiya, harga catalytic converter ini pada tiap-tiap merek dan tipe mobil berbeda-beda.
“Untuk Suzuki SX4 keluaran awal, karena produksinya masih asli dari Jepang, harganya mencapai Rp 15 jutaan,” bilang Sumarno.
Sementara untuk All New Ertiga ketika dicek di websitenya Suzuki, banderolnya Rp 5,6 juta.
“Catalytic converter ini dijual dalam bentuk assy berikut exhaust manifoldnya,” terangnya.
Itu baru harga catalytic converter mobil low end, gimana mobil-mobil premium ya, hehehe..