Otomotifnet.com – Pada 2019 lalu sempat beredar kabar Suzuki Jimny generasi ke-4 (JB74) bakal diusahakan untuk dirakit di Indonesia.
Namun hingga keluar versi 5 pintunya yang resmi diperkenalkan di ajang IIMS 2024 kemarin, tetap saja masih impor, kali ini dari India.
Padahal jip 4x4 legendaris dari Suzuki ini sejak muncul generasi pertamanya (LJ80) pada 1979 silam di Tanah Air, langsung banyak penggemarnya.
Bahkan generasi pertamanya itu yang sering disebut Jimny “jangkrik” bermesin 800 cc, langsung dirakit di Indonesia.
Baca Juga: Meski Pakai Ban Standar, Jimny 5-Door Eces Taklukkan Medan Off-Road Seperti Ini
Kemudian dilanjutkan hingga generasi kedua, yaitu seri SJ410 yang sudah bermesin 1.000 cc di tahun 1982, juga masih dirakit di sini.
Sampai terakhir di 2004, Suzuki merilir Jimny Carribian (SJ413) yang mengusung mesin 1.300 cc.
Setelah itu blass tak lagi dirakit di Indonesia. Namun Suzuki tetap merilis generasi ketiganya (JB33) yang sering dijuluki Jimny wide di Indonesia saat ajang GIIAS 2017 silam, tapi dengan cara impor.
Termasuk generasi keempatnya (JB74) saat ini, dimana versi 3-Door diimpor dari Jepang, sementara yang terbaru Jimny 5-Door dari India.
Padahal setiap muncul model baru Jimny, selalu timbul antrian inden panjang, bahkan hingga tahunan.
Nah, atas fenomena tersebut, tentu muncul pertanyaan kenapa Suzuki Indonesia kembali merakit Jimny di sini?
“Tidak cuma di Indonesia, di beberapa negara lain termasuk Jepang sendiri indennya (Jimny 3-Door) masih panjang sampai saat ini,” beber Ei Mochizuki, General Manager Strategic Planning Department PT Suzuki Indomobil Sales (SIS).
Padahal seperti kita ketahui bahwa untuk Jimny 3-Door dibuat di Jepang. Walahh..
Baca Juga: Suzuki Raih SPK 1.200 Unit Lebih Selama IIMS 2024, Jimny 5-Door Sumbang Segini
Memang secara logika untuk bisa memenuhi pesanan konsumen secara cepat, selain menambah kapasitas produksi, juga bisa ditempuh dengan cara membangun pabrik, minimal pabrik perakitan di negara yang demand-nya tinggi.
Mungkin itu yang kemudian membuat Suzuki Motor Corp (SMC) Jepang memutuskan untuk basis produksi Jimny varian 5-pintu ditempatkan di India, agar bisa menjangkau negara-negara seperti di Eropa, Timur Tengah, dan Asia.
Lantas masih ada peluangkah dibangunnya pabrik perakitan Jimny di Indonesia? Mengingat beberapa komponen Jimny seperti mesin K15B sudah dibuat di Indonesia.
“Sebenarnya kebijakan membangun pabrik perakitan untuk Jimny di suatu negara, semua tergantung keputusan dari SMC Japan,” bilang Mochizuki beberapa waktu lalu di Bogor, Jawa Barat (5/3/2024).
Artinya bila Suzuki Jepang memandang perlu, bisa saja hal itu dilakukan.
Menurut Joshi Prasetya, Dept. Head Strategic Planning PT SIS, kalau untuk bisa memproduksi sebuah model secara lokal, tak hanya Jimny, ada minimum quantity yang harus dipenuhi.
Sebab, lanjutnya, principal pasti akan menghitung secara ekonomi. Bila quantity permintaannya kurang, secara biaya pasti jadi mahal dan akan berpengaruh ke harga jual.
“Nah, kondisi saat ini masih belum masuk. Tapi kami selalu pantau animo masyarakat seberapa jauh," tukasnya.
Dengan kata lain, bila demandnya di Indonesia terus bertambah dan dapat memenuhi quantity yang dipersyaratkan, bukan hal mustahil Indonesia bisa memproduksi Jimny secara lokal, minimal dalam bentuk CKD (Completely Knock Down).
Wahh.. semoga bisa ya, karena pastinya akan mempengaruhi harga jual, yakni bisa lebih murah, hehehe..