Otomotifnet.com - Perlu tahu bagi pemula yang baru belajar mengemudi mobil transmisi matic saat menemui tanjakan.
Mobil transmisi matic cenderung lebih mudah digunakan ketimbang mobil transmisi manual, karena hanya punya dua pedal, yaitu gas dan rem.
Berbeda dengan mobil transmisi manual, karena punya tiga pedal yaitu kopling, rem dan gas.
Walapun mobil matic terkesan lebih mudah, pemula perlu tahu saat menemui tanjakan agar komponen matic bisa aman dan mobil bisa melaju dengan baik.
Apalagi kondisi di tanjakan yang punya karakter jalan yang stop and go, butuh teknis tersendiri.
Yang terpenting, saat menghadapi kondisi ini, pengemudi wajib mempunyai sikap tenang dan cekatan, supaya tidak terjadi kesalahan yang fatal, terutama saat macet.
Pasalnya, tak sedikit pengemudi yang bingung cara pengoperasian transmisi matik yang benar saat melintas atau melakukan stop and go di jalan menanjak.
Tak jarang menyebabkan mobil bergerak mundur, dan membahayakan kendaraan lain yang berada di belakang.
“Saat melalui jalan menanjak yang curam, tidak dianjurkan mengoperasikan transmisi matik pada posisi D. Kerena cenderung akan loss power atau mesin kehilangan tenaga,” beber Agung Pariyana, saat menjabat Kepala Bengkel Mazda Bintaro, Tengsel dikutip dari Tabloid Otomotif edisi XXXI 2021.
Sebab pada posisi D, lanjut Agung, kecenderungan trasnmisi matik ini akan melakukan perpindahan gigi secara otomatis berdasarkan putaran mesin.
“Nahh, umumnya pada saat terjadi loss power itu, pengemudi cenderung menginjak pedal gas lebih dalam agar mobil mendapatkan tenaga. Padahal pada saat itu sistem transmisi atau ECU membaca torsi sudah maksimal. Akibatnya, justru yang ada transmisi akan tetap bertahan di posisi gigi tinggi. Kondisi ini malah berbahaya karena tetap tejadi kehilangan loss power,” tambahnya.
Ia kemudian kasih contoh ketika melalui jalur Puncak (Bogor) yang kemiringannya sekitar 10 derajat atau bahkan 20 derajat.
“Kalau kita menggunakan mobil manual, rata-rata bermain di gigi 1 dan 2, serta dikombinasi rem kaki dan tangan (saat lagi macet, red). Nah, berbeda saat menggunakan transmisi matik, kita cukup dimudahkan saat pengoperasiannya, yaitu hanya menggunakan D1 atau L dan rem, pada putaran mesin di 1.500-2.000 rpm, yang sangat aman untuk mesin,” jelas Agung lagi.
Oiya, tektnik ini berlaku untuk transmisi matik konvensional, CVT maupun AMT (Automated Manual Transmission).
Termasuk pada sistem transmisi mobil eleltrik. Namun khusus AMT, sebaiknya saat melakukan stop and go di tanjakan, rem tangan wajib sering-sering dimainkan.
Sebab meski transmisi sudah masuk gigi rendah, ketika kaki berpindah dari pedal rem ke gas bakal ada jeda sekian detik yang membuat kondisi transmisi seperti kosong atau netral sesaat. Tentunya ini berisiko membuat mobil bisa meluncur mundur.
Balik lagi, secara prinsip pengoperasian semua jenis matik tadi sama saat menemui jalanan tanjakan.
Yang membedakan adalah hanya soal tingkat percepatan yang dimiliki tiap-tiap mobil. Ada yang hanya 4-percepatan, 6-percepatan, 7-percepatan, bahkan lebih.
Intinya, berapa pun jumlah percepatan yang dimiliki, saat berada di tanjakan tetap disarankan pindahkan posisi giginya ke rasio gigi rendah.
Dan kode gigi rendah ini berbeda-beda di beberapa mobil, ada yang tertulis L, L2, D1, D2, dan sebagainya.
Tinggal dipilih gigi mana yang sesuai untuk jalan menanjak yang kita dilalui.
“Yang patut diperhatikan juga agar berkendara tetap aman dan nyaman, jangan panik saat berada di tanjakan. Jangan memaksa mesin terus di putaran tinggi,” wanti Bambang Supriyadi, yang saat itu sebagai Executive Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM) dikutip Tabloid Otomotif edisi XXXI 2021.
Bila tadinya posisi gigi di D, lanjut Bambang, sebaiknya ambil ancang-ancang dari bawah tanpa injak rem.
“Ketika mobil butuh torsi, lepas pedal gas dan langsung pindahkan transmisi ke gigi bawah secara bertahap, hingga ke D1 atau L,” imbuhnya.
Saat transmisi sudah masih di gigi yang dikehendaki, “Kemudian injak pedal gas lagi agar saat menanjak langsung mendapatkan power.
Ingat, saat menanjak jangan sekali-kali tuas transmisi pada posisi D,” wanti Bambang lagi.
Berikut ini tips berkendara mobil matik di jalan menanjak!
- Perhatikan tingkat kecuraman tanjakan
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah tuas yang ada pada transmisi matik.
Patut diketahui, tuas transmisi ada untuk posisi netral (N), P untuk posisi sedang parkir, R artinya reverse atau mobil melaju mundur, serta D untuk kondisi mobil melaju ke depan.
Lalu, ditambah lambang D2 dan D1 atau L di bawah posisi D.
- Cocokan posisi transmisi dengan kondisi jalan
Saat berada di jalan tanjakan daerah pedesaan maupun pegunungan yang biasanya memiliki medan yang lebih curam, tidak cukup jika hanya menggunakan mode D saja.
Tapi gunakanlah minimal D2 untuk bisa melaluinya dengan mudah. Selain itu, jika tanjakan semakin curam, langsung oper ke posisi D1.
Posisi ini ibaratnya gigi 1 pada mobil manual, digunakan untuk tanjakan yang sangat curam atau ketika terjebak macet dan berjalan merayap di tanjakan.
- Jangan injak rem saat pindah dari D ke D2 atau D1
Hindari menggunakan rem terlalu dalam atau tidak sama sekali saat akan pindah dari posisi D ke D2 atau D1.
Ingat gunakan tombol yang ada di tuas persneling untuk dapat memindahkan gigi.
- Biasakan dan terus berlatih menggunakan mobil matik di jalan menanjak
Pengemudi harus terbiasa menggunakan mobil matik saat kondisi jalan menanjak dengan cara terus berlatih.
Dengan begitu, akselerasi mobil matik jadi lebih bertahap yang hampir sama ketika sedang mengendarai mobil manual saat posisi tanjakan.
Baca Juga: Konsultasi OTOMOTIF Filter Oli Transmisi Matic Kapan Harus Diganti