Pada Selasa sekitar pukul 00.30 WIB, ia baru beraksi.
"Mungkin dia dengar saya tutup rolling door warung, dan mikir saya sudah jalan pulang. Itu pintu masuk warung langsung dibobol," ujar Jabat.
Cara Fauzan membobol pintu warung adalah dengan menendangnya pakai kaki, bukan mencongkel bagian kunci.
"Rokok ada sekitar 50 bungkus diambil, uang sekitar setengah juta rupiah (Rp 500.000), dan jam tangan," tutur Jabat.
Selanjutnya, Fauzan masuk ke dalam Avanza milik Jabat menggunakan kunci yang sudah dicuri lebih dulu.
Aksi pencurian mobil yang dilakukan Fauzan terungkap akibat kebohongannya sendiri.
"Ketahuan nyuri karena pelaku ngaku sebagai keluarga saya, sebagai adik saya," ujar korban," ujar Jabat.
"Kebohongan Fauzan terungkap ketika ia melintasi pertigaan Jalan Haji Ten. Di pertigaan itu ada sejumlah warga yang sedang nongkrong sambil sahur," sebutnya.
"Mereka mengenali mobil Jabat, tetapi tidak mengenali sang sopir. "Mereka bilang, 'itu mobil si Jabat'. Begitu ditegur, pelaku ngaku keluarga saya, adik saya. Ada warga yang ngomong, 'adiknya si Jabat saya kenal semua, itu bukan adiknya'. Dari situ, baru diteriakin maling," terang Jabat.
Pelaku tertangkap, meski sebelumnya berusaha kabur sampai menabrak tiang listrik dan motor warga yang sedang terparkir.