Otomotifnet.com - Banyak klaim bersliweran mengenai kuras tangki BBM motor dan mobil.
Ada yang beranggapan tidak perlu kuras tangki jika rutin memakai BBM berkualitas.
Namun ada juga yang mengklaim wajib kuras tangki meski pakai BBM mahal sekalipun.
"Apapun BBM nya, Apalagi klo BBM subsidi. Idealnya setahun sekali klo mobil sering jalan, kuras tanki nya. Paling gk filter intank dicek," tulis akun X ini, (15/4/24).
Kuras tangki bertujuan agar tidak ada kotoran yang berpotensi menyumbat bahan bakar kendaraan.
Lantas, benarkah wajib kuras tangki motor dan mobil secara teratur meski pakai BBM mahal?
Ahli mesin dari Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM), Dr Jayan Sentanuhady menjelaskan, tangki kendaraan bermotor tidak perlu dikuras secara teratur.
"Tangki tidak perlu dikuras secara reguler. Kecuali salah dalam memasukkan bahan bakar atau cairan lain," ujarnya, saat dihubungi, (16/4/24) menukil Kompas.com.
Salah memasukkan bahan bakar tersebut, misalnya, kendaraan dengan mesin bensin tapi diisi BBM untuk mesin diesel atau solar.
Jika tidak ada kesalahan seperti itu, menurutnya, pemilik kendaraan hanya perlu rutin mengganti filter bahan bakar.
Sesuai namanya, filter BBM berguna untuk menyaring berbagai kotoran yang terdapat dalam cairan bahan bakar.
Penggantian pun tidak perlu terlalu sering, cukup sekitar tiga tahun sekali atau setiap 6000 kilometer.
"Filter bahan bakar saja yang perlu diganti secara reguler," kata dia.
Jayan melanjutkan, motor atau mobil yang menggunakan BBM kualitas lebih rendah seperti Pertalite atau Biosolar juga tidak perlu menguras tangki.
"Sama, tidak perlu. Cukup ganti filter saja," tuturnya.
Jayan mengungkapkan, tingginya angka oktan (bensin) maupun setana/cetane (solar) tidak berhubungan dengan pembakaran yang lebih sempurna.
Nilai oktan (RON) dan setana (CN) yang semakin tinggi akan menyebabkan kendaraan lebih sulit terjadi auto ignition, sehingga potensi knocking semakin kecil.
Knocking sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan suara aneh seperti ketukan yang dihasilkan oleh mesin pembakaran dalam.
"Kalo tidak terjadi knocking, maka power yang akan dihasilkan akan lebih tinggi," terang Jayan.
Namun, dia menambahkan, tidak semua kendaraan dapat menggunakan bahan bakar dengan nilai oktan atau setana lebih tinggi.
Pasalnya, RON dan CN harus disesuaikan dengan rasio kompresi (compression ratio/CR) masing-masing kendaraan.
"CR masing-masing mesin berbeda-beda. Jadi harus sesuai dengan CR. Harus sesuai dengan rekomendasi pabrikan," ungkap Jayan.
Angka oktan atau setana yang terlalu rendah dari rekomendasi pabrik akan mengakibatkan mesin kendaraan knocking, cepat panas, dan tidak memiliki tenaga.
Sebaliknya, kendaraan yang menggunakan bahan bakar dengan kualitas lebih tinggi daripada rekomendasi akan menyebabkan suara mesin menjadi kasar.
"Dan juga boros kan karena bahan bakar oktan tinggi lebih mahal," tutupnya.
Baca Juga: Sudah Tahu Belum, Segini Perkiraan Biaya Kuras Tangki Bensin Mobil Yang Kemasukan Air