Taufik pun awalnya sempat menolak dan akan segera meluncur ke lokasi.
Namun, pelaku terus mendesak dan terus melontarkan kata-kata bernada intimidasi.
Agar masalah tak berkepanjangan, dia meminta Ardianto, sopirnya untuk membayar ganti rugi itu.
"Saat di telepon (video call) itu, sopir saya tidak bisa ngomong apa-apa. Dia semacam dihipnotis gitu," tambahnya.
Sopirnya baru bisa sadar saat sudah kembali ke toko.
Sesampainya di toko, sopirnya kemudian menceritakan dengan jelas kejadian yang baru dialami tersebut.
"Kendaraan saya itu tidak nyerempet siapapun. Tidak ada bekasnya. Pelaku itu hanya nyari-nyari, terus masuk dan menghipnotis," ujarnya.
Tak hanya dia yang menjadi korban penipuan dengan modus hipnotis itu.
Selang 1 jam kemudian temannya juga mengalami hal yang sama.
Hanya saja, lokasi berbeda .
Temannya jadi korban penipuan saat berkendara di sekitaran Asrama Haji Donohudan, Kecamatan Ngemplak.
Uang ganti rugi yang diminta pun juga sama, sebesar Rp 1 juta.
Hanya saja, karena hanya membawa uang Rp 500 ribu, pelaku hanya dikasih Rp 500 ribu.
"Teman saya juga sama. Motornya juga sama. Honda PCX Merah, tanpa plat nomor," ujarnya.
Meski menjadi korban penipuan, tapi dia belum akan melaporkan kejadian ini ke Polisi.
Untuk sementara, peristiwa itu dia share ke media sosial agar menjadi pembelajaran bagi sopir, khusus kendaraan pikap atau box.
"Dia (pelaku) itu ngincarnya sopir pikap dan boks yang sendirian," pungkasnya.
Baca Juga: Emak-emak Berilmu Dukun, Mudah Petik Yamaha NMAX, Pegawai Minuman Linglung Satu Jam